Tas Anyaman


Kalau melihat tas ini, saya ingat masa-masa setelah lulus SMK. Lulusan SMK sulit untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Itu karena mata pelajaran yang diberikan berbeda jauh.

Saya mengambil jurusan Multimedia saat SMK. Benar kata iklan-iklan televisi yang sering kalian lihat, lebih banyak prakteknya daripada teorinya. Siswa SMK jurusan Multimedia seperti saya diajarkan untuk membuat project film pendek, company profile, video animasi 2 dimensi dan 3 dimensi, web design, dll. Tetapi untuk teori, sangat minim. Tidak ada pelajaran IPS. Pelajaran IPA pun terbatas. Hanya kimia dan fisika, itupun dasar.

Sedangkan untuk masuk ke perguruan tinggi negeri, IPA dan IPS masuk dalam materi yang diujikan. Bisa ditebak, saya sangat kebingungan saat harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di kertas soal SNMPTN. Hasilnya, parah. Saya harus menerima pernyataan 'maaf anda belum diterima'. Sebenarnya itu sudah dalam prediksi saya, karena saat mengerjakan soal-soal ujian itu, hanya beberapa yang dapat saya jawab dengan baik.

Akhirnya saya pun harus menunggu tahun depan untuk mencoba lagi. Selama selang waktu itu, beberapa bulan saya menjadi pengangguran di rumah, sebelum akhirnya mengikuti bimbingan belajar untuk mengejar ketertinggalan demi sebuah tes SNMPTN tahun depan.

Karena saya termasuk orang yang tidak bisa tinggal diam di rumah dan tidak melakukan apa-apa, saya pun mencari lowongan pekerjaan. Apa saja yang penting ada kegiatan dan pastinya halal. Dan dapatlah informasi untuk bekerja di salah satu butik batik. Butik batik tersebut sedang membutuhkan karyawan tambahan karena karyawan yang lama sedang hamil dan beberapa waktu lagi pasti mengambil cuti melahirkan.

Setelah wawancara dengan pemilik butik, saat itu juga saya diberitahu bahwa saya diterima. Esok hari sudah bisa masuk kerja. 

Singkat cerita, saat sedang bersantai bersama sesama karyawan di sana ketika butik sedang sepi, lewatlah seorang ibu-ibu berjalan menjual banyak tas anyaman. Mulai dari yang ukuran besar seperti keranjang, ukuran sedang, sampai ukuran kecil seperti dompet. 

Teman saya memanggilnya. Setelah memilih-milih, akhirnya saya memutuskan untuk membeli sebuah dompet untuk saya berikan pada adik, dan sebuah tas tangan (yang ada di gambar) yang rencananya mungkin bisa saya pakai saat kondangan.

Tapi sampai sekarang, tas itu belum pernah saya gunakan dan hanya menjadi pajangan di kamar. 
  Walaupun tas ini tida pernah saya pakai, tetapi saya tidak menyesal membelinya. Setidaknya saya membantu ibu-ibu yang jualan itu untuk mendapatkan rejeki.

Nah, agar tas ini lebih berguna lagi, ada yang berminat memilikinya?
Tenang... Saya tidak akan menjualnya. Akan saya berikan secara cuma-cuma kepada kalian yang berminat dan akan menjaganya.

#CeritaDariKamar - Day 7

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D