Bikin List Ah!

(image source: here)

"Yes! Akhirnya selesai juga bikin list apa-apa aja yang aku pengen buat kado ulang tahun minggu depan. Mama papa memang nyenengin, tiap tahun aku dibolehin milih apa aja untuk kado ulang tahunku sendiri. Duh, jadi nggak sabar nih buat kasih liat list ini ke mereka. Eh, tapi bentar deh. Aku baca-baca lagi ah. Nggak mau dong kalau sampai ada yang kelewat. Hmmm... judul-judul buku baru udah, sepatu baru udah, budget buat traktir temen-temen udah, terus... Af-Afgan? Lho? Siapa yang nulis nama dia di sini? Wah, pasti ada yang iseng nih. Tapi kayaknya ini memang tulisanku deh. Hmmm... Tapi tapi tapi, memang mama papa bisa bikin Afgan balik sama aku? Ah sudahlah, yang ini coret aja!"


*115 kata
*ditulis untuk mengikuti #BdayGway dari Rido Arbain, Momo DM, dan Danis Syamra 

6 Karakter Temen yang Jadi Pelanggan Bisnis Pulsa

(background source: here)

Aku punya bisnis kecil-kecilan, yaitu berjualan pulsa. Bisnis ini udah aku jalani bertahun-tahun, sejak masih duduk di bangku SMK, sampai sekarang, lulus kuliah. Nah, bisa dihitung tuh berapa tahun :D

Bisa ditebak kan, siapa pelanggannya? Rata-rata ya temen-temen sendiri. Temen satu kelas, temen beda kelas, sampe temennya temen. 

Nah, punya pelanggan temen sendiri itu susah-susah gampang. Gampang karena aku nggak perlu bingung siapa yang mau beli pulsaku. Tapi kadaaaaang... susah nagihnya.Tahu sendiri kan cara jualan pulsa ke temen itu gimana? SMS/BBM dulu buat minta pulsa, terus bayarnya belakangan.

Sekarang aku mau jabarin karakter-karakter temen yang jadi pelanggan pulsaku. Cekidot!

1. Temen Baik

Paling enak punya pelanggan yang begini. Mereka paling cepet bayar pulsanya. Misalnya malem mereka minta kiriman pulsa, paginya begitu ketemu langsung bayar. Atau saat weekend mereka minta kiriman pulsa, saat masuk sekolah/kuliah mereka langsung minta total yang harus dibayar dan bayar SEMUANYA.

Cara mengatasi:
Nah, buat temen yang kayak gini, aku selalu berusaha kasih pelayanan terbaik: begitu mereka minta kiriman pulsa, langsung aku kirim secepatnya. Kalau telat dikit, langsung ngerasa nggak enak sama mereka. 
Dan saat mereka minta keringanan (mundur bayar pulsanya) karena alesan tertentu, barulah aku bisa maklum. Karena mereka nggak sering melakukannya dan pasti alesannya bener-bener jujur. Sayangnya, nggak banyak temen yang begini.

2. Tukang Kabur

Kalau ada kesempatan ketemu, entah gimana caranya mereka selalu lebih cepet kabur dari pandangan. Semacam punya jurus menghilang yang ampuh banget. 

Cara mengatasi: 
Harus pasang kuda-kuda kalau berhadapan sama temen macem ini. Sebelum bel pulang sekolah atau jam kelar kuliah usai, aku harus siap-siap. Begitu TET, langsung bergerak secepat kilat buat mencegat langkahnya keluar kelas. Itu kalau sekelas ya. Kalau beda kelas ya siap-siap lari aja buat ngejar dia kalau pas batang idungnya keliatan dikit. Atau saat ngejar itu, teriakin aja, "bayar pulsa dong!" di depan temen-temen yang lain. Kalau udah gini, temen-temen lain suka ikut ceng-in. Kalau malu, juga akhirnya dia bayar.

3. Tukang Ngeles

Temen yang begini nih calon pengarang kayaknya. Adaaaa aja alesannya buat nunda bayar pulsa. Yang dompet ketinggalan lah, belum ambil duit di ATM lah, lagi banyak kebutuhan yang nggak bisa ditunda lah, ada kebutuhan mendadak lah, dan sebagainya dan sebagainya nggak habis-habis. Tipikal kayak gini, mereka berani buat ketemu, karena mereka siap dengan alesannya. Suka kesel lagi kalau mereka yang banyak alesan ini itu, eh ke sekolah/ke kampus pake barang-barang baru. Lah, masa' beli baju/sepatu/hape baru aja bisa, tapi bayar pulsa yang nggak seberapa aja nggak bisa sih?

Cara mengatasi:
Suruh dia janji kapan bisa bayar. Kalau udah hari H dan dia belum bayar juga, aku jadi ngerasa berhak buat ngejar terus. Atau kalau dia punya barang-barang baru, becandain aja tentang barang-barang barunya. Berharapnya sih dia malu ya, terus bayar deh.

4. Tukang Janji-Janji

Udah macem caleg aja ya, kebanyakan janji. "Aku bayar besok ya" atau "Aku bayar tanggal 5 ya". Tapi saat waktunya bayar, dia jadi tukang kabur atau tukang ngeles. Padahal yang nentuin hari kan ya dia-dia sendiri. Ckckckck *geleng-geleng kepala*

Cara mengatasi:
Teror terus! Tagih janjinya.

5. Tukang Minta Pengertian

"Aku lagi krisis keuangan nih, tolong ngertiin ya." Lah, kalau minta pengertian ke pacar aja. Aku cuma penjual pulsa biasa. Masa' iya aku harus ngasih pengertian ke semua temen yang kayak begini. Trus kapan aku yang dingertiin? *drama*

Cara mengatasi: 
Sekali-sekali minta pengertian juga. Lah bener kan? Kalau aku ngertiin dia mulu, modalku nggak balik dong? Bisnis pulsanya jadi seret karena duitnya nggak bisa muter.

6. Belagak Lupa

Suka kasian sama temen yang model begini. Masih muda tapi udah lupa banyak hal. Biasanya yang tipe begini, awalnya adalah tukang kabur/tukang ngeles. Sampe aku capek sendiri nagihnya, terus aku diemin lama. Eh, bukannya sadar, malah belagak lupa kalau punya utang. Saking lamanya ditunda-tunda sih.

Cara mengatasi:
Nah, untuk temen model begini (pada dasarnya yang model begini mudah diprediksi, karena biasanya nggak cuma sekali kayak gitu), aku selalu sigap capture-in SMS/BBM dia saat minta pulsa atau saat dia janjiin kapan mau bayar. Saat penyakit lupanya kambuh, tinggal tunjukin aja capture-an itu.
Selain itu, pada dasarnya aku kan punya buku catatan. Isinya lengkap. Mulai dari jam dikirimnya pulsa itu, nomer hape dia, sampe serial numbernya. Setelah temen-temen bayar, aku kasih tanda centang, kadang tanggal bayarnya aku cantumin juga. Semua itu aku anggep barang bukti. Dia yang suka belagak lupa, nggak bisa ngeles lagi. Tapi ada juga sih yang malah muter balikin, misal: "Aku udah bayar waktu itu, waktu bla bla bla. Mungkin kamu yang lupa." Lah?

***

Ya, kira-kira begitulah karakter temen yang jadi pelanggan pulsaku. Nano-nano. 

Bisnis pulsa itu kan paling untungnya berapa sih? Nggak sampe seribu buat sekali kirim. Jadi, sebagai temen yang baik, janganlah tega-tega amat. *muka melas*
Ada yang punya bisnis pulsa jugakah? Atau punya bisnis lain yang di antara pelanggannya adalah temen sendiri? Kira-kira gitu juga nggak karakternya? Mungkin bisa share di comment box?

Prompt #43: Bahagia Menurutku Itu....

http://mondayflashfiction.blogspot.com/2014/03/prompt-43-lets-move-on.html


Berjalan melewati restoran fast food tanpa menengok atau menghirup dalam-dalam wangi ayam goreng itu bukanlah perkara sulit jika kau tidak dalam keadaan lapar yang amat sangat.

Ini menjadi sebuah penderitaan untukku. Bukan! Bukan karena aku tidak memiliki uang untuk membeli salah satunya menunya. Tetapi aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk meninggalkan tempat itu.

Ah! Aku bisa memesan sebotol air mineral dan semangkuk salad, pikirku yang kemudian memutuskan masuk ke dalam.

"Selamat datang. Silakan, mau pesan apa?" 

"Paket super besar 1 deh mbak." Oh no! Sepertinya aku salah memesan menu.

"Ada lagi?"

"French Fries 1 deh." Sial!

Sejenak kupandangi menu makan siangku. Godaan ini benar-benar sulit untuk ditolak. Besok saja aku mulai lagi usaha dietku.

***

Foto-foto yang menampilkan diriku dalam berbagai pose kubiarkan berserakan di lantai kamar. Benda-benda itulah yang membuatku sedih. Benda-benda yang seharusnya sudah aku kubur sebagai masa lalu. 

Tetapi aku terus membuka foto-foto itu setiap malam. Mengagumi diriku di sana yang begitu mempesona. Ku pikir, dengan terus mengamati diriku yang di sana, aku bisa memotivasi diriku sendiri untuk menjadi seperti dulu. Memiliki tubuh proporsional yang mampu membuat lelaki manapun kagum dan memujiku.

Ku hembuskan napas berat. Kemudian berdiri dan melangkah ke depan cermin. Lipatan di perut dan leher, lengan dan paha yang bergelambir, pipi yang gembul. Sungguh menyedihkan.

Ku tutup wajahku dengan kedua telapak tangan. Tidak ingin berlama-lama melihat diriku yang terpantul di cermin itu.

Kembali ku hembuskan napas berat. 

PRANG!! 

"Aku nggak butuh cermin!" teriakku. Ku kembalikan foto-foto diriku ke dalam kotak, menyimpannya di atas lemari, dan berjanji untuk tidak membukanya lagi.

Persetan dengan tubuh kurus masa lalu! Tubuh kurus juga tak menjamin kebahagiaanku!

Ku sambar ponsel di meja, mencari sebuah nomor di phonebook, dan melakukan panggilan. "Halo, saya pesan nasi padang pakai gulai kepala ikan ya. Nggak pakai lama, udah laper nih!"

********************************************************************************************************************************************

*298 kata

Prompt #42: Seikat Mawar dan Sekantong Bunga Kertas

(image source: here)

"Mawar setangkai berapa mbak?"

"5 ribu mas."

"Beli 5 tangkai 20 ribu ya mbak?"

"Yah, jangan mas. 22 ribu deh."

"Yaudah 22 ribu. Tolong dirangkai yang bagus ya mbak."

"Iya."

Dengan berjalan kaki, aku membawa rangkaian bunga mawar itu untuk ayah. Hari ini hari ulang tahunnya. Sesekali bolehlah aku berlaku manis pada ayah.

Di perjalanan, aku bersisipan dengan seorang anak laki-laki. Mungkin usianya sekitar 10 tahunan. Ia membawa banyak sekali bunga kertas dalam sebuah kantong plastik putih bening. Beberapa bunganya tampak menyembul keluar saking penuhnya.

Tidak bisa kubayangkan bagaimana ia bisa melipat bunga kertas sebanyak itu. Pasti merepotkan. 

Oh mungkin untuk prakarya di sekolah, pikirku.

Aku meneruskan langkahku.

Ketika sampai di tempat ayah, dahiku mengerut. Anak laki-laki tadi juga ada di sana. Ia sedang mengeluarkan bunga kertasnya dan menatanya satu persatu. Senyum ceria menghiasi bibirnya.

"Ayah, selamat ulang tahun," ujar anak itu di pusara ayahku. 

*****************************************************************************************************************

*145 kata

#PreWedRush Stars Contest

Posting ini dibuat untuk mengikuti kontes 'Pre Wedding Rush Stars' yang disponsori oleh Cotton Ink dan Stiletto Book.

http://luckty.wordpress.com/2014/03/09/prewedrush-stars-contest-5/

Seandainya novel 'Pre Wedding Rush' (review baca di sini) mau diangkat jadi film...
Hmmmm kira-kira siapa ya yang pas buat meranin karakter Menina, Lanang, Dewo, Sigit dan Ayako?
Ini dia versiku:

1. Menina 
ACHA SEPTRIASA
Karakter Menina di satu sisi agak cuek dan suka berpetualang, sedangkan di sisi lain ia adalah seorang dosen yang memang seharusnya rapi dan pintar. Sehingga ia harus dapat menyelaraskan karakternya dengan profesinya, harus profesional. Apalagi Menina memiliki kebiasaan merokok, tapi tetep cantik. Karakter seperti itu cocok diperankan oleh Acha Septriasa. Mengingat Acha sudah membintangi banyak film, jadi untuk berperan sebagai Menina tidaklah sulit baginya.

2. Lanang
VINO G BASTIAN
Kalau karakter laki-laki dengan kepribadian santai dan cenderung cuek, ditambah kebiasaannya hidup di 'jalan', nggak usah pake mikir juga udah langsung kebayang sosok Vino G. Bastian. Vino juga terbiasa memiliki rambut gondrong yang diikat ke belakang, pas lah sebagai Lanang. Yang terpenting, ia tidak kagok mengonsumsi rokok.

3. Dewo
MARIO IRWINSYAH
Sosok suami dan ayah idaman. Mata Mario Irwinsyah juga teduh, persis sama karakter Dewo yang penyabar, sangat sayang keluarga, bijaksana, dan seorang perencana yang baik. Penampilan Mario juga rapi, jadi pas jika memerankan Dewo yang orang kantoran.

 4. Sigit
DWI SASONO
Dwi Sasono memiliki wajah yang sangat Njawani. Jika rambutnya dipanjangkan dan dikucir di tengkuk, lalu menggunakan celana cargo, TARA! Jadilah ia serupa dengan Sigit sang seniman. Lagipula untuk karakter friendly dan mudah berbaur dengan orang lain, Dwi Sasono jagonya. Terutama kocaknya, pecah! (inget Pak Alo di serial TV 'Kejar Tayang' di Trans TV?)

5. Ayako
 JOANNA ALEXANDRA 
Wajah Joanna kayaknya cukup oriental untuk memerankan Ayako. Perawakannya juga mungil jika disandingkan dengan Dwi Sasono. Nah, tinggal rambutnya aja nih yang dipotong cepak biar sesuai dengan Ayako (Joanna belum pernah tampil dengan potongan rambut cepak, jadi akan menarik jika ini pertama kalinya).

***
Ayo deh, novel Pre Wedding Rush diangkat jadi film. Ditunggu ya ^^

Review: Kedai 1001 Mimpi - Kisah Mencengangkan Tentang Saudi Arabia

 


Judul : Kedai 1001 Mimpi
Penulis : Valiant Budi (Vabyo)
Penerbit : Gagasmedia 
Tahun Terbit : 2011 (cetakan ke empat)
Editor : Alit Tisna Palupi
Proof Reader : Christian Simamora
Tebal : 443 halaman
ISBN : 978-979-780-497-8



Blurb
Desas-Desus

"Kita ini konon pahlawan devisa. Tapi kalau mati, ya sudah, dianggap binatang saja."
"Saya datang buat mempertebal iman, bukan jadi mainan."
"Datang ke sini itu harus siap 'dijajah'. Baik jiwa maupun raga!"
"KAMU tidak perhatikan, banyak orang MATI karena terlalu BANYAK TAHU?!"

***
Valiant Budi adalah seorang penulis yang tergila-gila dengan dunia Timur Tengah. Salah satu ambisinya yaitu menulis sebuah buku travel dari belahan bumi 1001 mimpi ini.
Kesempatan datang, ia akhirnya tinggal di Saudi Arabia sambil bekerja di salah satu kedai kopi internasional. 
Ternyata terjun langsung sebagai TKI membuatnya menemukan berbagai peristiwa ganjil yang tak pernah ia ingin ketahui, apalagi ikut merasakannya.
Ambisinya terkubur, berubah menjadi keinginan kuat untuk kembali tinggal di tanah air tercinta.
Buku ini berdasarkan pengalaman Valiant Budi dan beberapa rekan TKI yang bertahan hidup di Saudi Arabia dan selalu rindu Indonesia. 

Review
Buku ini aku pilih saat dapet hadiah voucher belanja buku di bukabuku dari @aulcooper ketika memenangkan writing project #FFKomedi123Kata gagasan @momo_DM beberapa waktu yang lalu. Mengapa memilih buku ini? Karena aku penasaran dengan kisah Vabyo yang menjadi TKI di Saudi Arabia. Cerita apa aja yang ia bawa pulang ke Indonesia? Tenang, aku bakal cerita sedikit soal isinya...

***

Takjub! Mungkin satu kata itu yang menggambarkan ekspresiku saat membaca halaman-halaman awal buku ini tentang alasan Vabyo menjadi TKI di Saudi Arabia: berpetualang untuk mendapatkan pengalaman kemudian dituliskan. Bertolak belakang dengan TKI-TKI lain yang berangkat ke Arab karena masalah keuangan (apa aku saja yang kurang banyak baca berita ya?)

Culture Shock. Ya! Aku aja yang membaca buku ini merasa shock. Apalagi Vabyo yang melewati sendiri hari-hari beratnya menghadapi masyarakat setempat yang memiliki kepribadian dan kebiasaan yang jauuuuh berbeda dengan masyarakat Indonesia. 

Kehidupan berat yang dilalui Vabyo selama di Arab tidak lantas membuat buku ini berat untuk dibaca. Gaya bercerita Vabyo yang kocak membuatku ikut tertawa geli membayangkan tingkah-lakunya di sana.

Miris! Nasib TKI di Saudi Arabia benar-benar mengkhawatirkan. Di buku ini Vabyo bercerita tentang teman-temannya (sesama TKI yang lebih dulu tinggal di Arab) yang harus menguatkan hati dan mempertebal mental untuk menjalani kehidupan di negara ini. Selain karena perlakuan masyarakat Saudi Arabia yang semena-mena terhadap TKI, juga karena pemerintah Indonesia yang tidak banyak membantu atau bahkan tidak peduli terhadap nasib TKI.

Sedikit rangkuman cerita-cerita mencengangkan yang ada di buku ini:
1. TKI dilarang sakit di Saudi Arabia. Kalau sakit ya bisa dideportasi. Surat keterangan sakit juga hanya berlaku untuk satu hari. Jika besoknya masih sakit ya harus kembali ke rumah sakit untuk meminta surat lagi. Dan, jangan pada hari Jumat. Karena dokter pun ikut libur.
2. Perempuan yang diperkosa pun bisa ikut menerima hukuman cambuk. 
3. Warga negara Saudi Arabia pun tidak luput dari kelakuan bejat (kisah tentang ini banyak sekali ditemui dalam buku ini).
4. Suasana Lebaran di Saudi Arabia tidak semeriah di Indonesia. Dan saat hari lebaran, karyawan muslim diliburkan... tapi hanya berlaku untuk Muslim berkebangsaan Saudi Arabia.

Quote:
- Kemewahan ternyata datang dari rasa rindu. (hal 99)
- Yah. Berani karena benar, tapi yang salah bisa jauh lebih sangar. (hal 231)
- Di negeri ini aku semakin tersadar bila uang banyak tanpa pendidikan akan menjadi ketololan luar biasa. (hal 234)
- Risiko bilang orang lain bodoh adalah kau harus lebih pintar! (hal 368)
- There's a thing that money can't buy. It's called ATTITUDE. (hal 371)
- What you don't know won't hurt you. (hal 378)

Kesan:
Membaca buku ini membuatku merasa sangat bersyukur dilahirkan dan hidup di Indonesia. 

Untuk buku ini, aku beri 4 bintang dari 5 bintang yang aku punya. Suka sama gaya berceritanya Vabyo dan banyaknya informasi yang disajikan dalam buku ini (ada beberapa foto dokumentasi juga).

*tidak direkomendasikan untuk kamu yang berpikiran sempit ^^

Review : Pre Wedding Rush




Judul : Pre Wedding Rush
Penulis : Okke 'Sepatumerah'
Editor : Herlina P. Dewi
Penerbit : Stiletto Book
Tahun Terbit : November 2013 (Cetakan Pertama)
Harga : Rp 42.000 (diskon 25% di Togamas, jadi cuma bayar Rp 31.500)
Tebal : 204 halaman
ISBN : 978-602-7572-21-8



Blurb
"Lo... nggak rela gue nikah dengan Dewo?" Aku memberanikan diri untuk menembaknya. 
"Apa masih penting, Nin? Gue rasa enggak, udah nggak penting." Lanang sama sekali tidak menatapku.
"Penting, Nyet. Penting buat gue." Suaraku terdengar parau, "Lo nggak rela gue menikah?"
"Sudahlah, Nin. Lupakan. Gue ngaco aja tadi,"
"Lanang. Please jawab. Lo nggak rela?" Suaraku melirih.
"Nggak!" Ia menatap manik mataku, "Puas lo?"

...

Life goes on. Tapi terkadang ada kenangan-kenangan indah yang membuat seseorang enggan melangkah menuju masa depan. Itulah yang terjadi dengan Menina. Hubungannya dengan Lanang, sang mantan pacar, begitu membekas di hatinya, bahkan sampai ia dilamar oleh pria lain yang lebih mencintainya.

Ketidakmampuannya melupakan masa lalu membuat Menina secara impulsif memutuskan melakukan perjalanan terakhir bersama Lanang ke Yogyakarta. Siapa yang bisa meramalkan apa yang akan terjadi? Saat Menina dan Lanang berada di Yogyakarta, terjadilah gempa bumi 5.9 SR yang memakan banyak korban. 

Menina menyaksikan begitu banyak hal yang membuatnya kembali berpikir tentang hubungannya bersama Lanang dan juga calon suaminya. Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka berdua?

Review:
Ini pertama kalinya aku baca buku terbitan Stiletto Book dan pertama kalinya juga  membaca tulisan Mbak Okke. Bahasanya mengalir dan mudah dipahami. Jadi nggak perlu waktu lama untuk menghabiskan buku ini.

Berikut review-nya:

Cover: 
Warnanya rame tapi enak diliat. Siluet 3 tokoh utama yang digambarkan pada cover sudah bisa membuatku menebak bahwa novel ini akan bercerita tentang kegelisahan seorang perempuan karena adanya laki-laki lain di hatinya sebelum pernikahannya digelar.

Tokoh:
1. Menina - perempuan berusia 28 tahun, memiliki profesi sebagai dosen di sebuah sekolah tinggi di Bandung. Ia menjalani hubungan dengan pacarnya, Dewo, selama 10 bulan. Tetapi selama itu hatinya masih dipenuhi dengan kenangannya bersama Lanang, mantan pacarnya, yang menjadikannya terus membandingkan mereka berdua. Dan kemudian, ia dibuat bingung dengan lamaran Dewo pada hari ulang tahunnya. Siapkah ia?

2. Dewo - pacar Menina. Seorang laki-laki yang sangat tertata dalam pikiran maupun sikapnya. Ia bekerja di sebuah perusahaan IT di Surabaya. Dewo selalu ada untuk Menina, terlihat sekali bahwa Dewo sangat mencintainya. Ketenangannya dalam bersikap membuat Menina merasa bersalah karena masih saja memikirkan Lanang. Akankah Dewo terus bersabar menghadapi Menina?

3. Lanang - mantan pacar Menina. Seorang laki-laki yang sangat santai dan cenderung egois karena selalu mengejar kesenangan untuk dirinya sendiri. Terlihat dari keputusannya meninggalkan pekerjaannya di sebuah production house di Jakarta untuk menghabiskan hidupnya di 'jalan' dengan memotret, dan tentu saja meninggalkan Menina. Apakah ia akan kembali untuk Menina?

4. Sigit - Sahabat Lanang. Dari penampilannya, kita bisa menebak bahwa dia seniman - perawakannya kurus, rambut gondrong yang dikuncir di tengkuk dan tato yang memenuhi lengan kanan. Selain sebagai seniman, ia juga menjadi dosen di Institut Seni Rupa Yogyakarta. Ia juga sangat friendly, sehingga membuat orang-orang senang berada di dekatnya. Bersama dengan istrinya, ia mengelola Rumah Mitra Muda.

5. Ayako - Istri Sigit. Perempuan Jepang dengan perawakan mungil, berkulit kuning langsat, dan bermata sipit. Ia sudah menikah dengan Sigit selama 10 tahun tetapi belum juga memiliki anak. Selain menjadi dosen, ia juga seorang penulis. Bersama dengan Lanang, ia menjalin kerjasama untuk pembuatan sebuah buku.

POV 
POV 1 (Menina)

Quotes
1. Kalau ada yang mendadak menikah langsung nuduh hamil. Terus ngomongin sama ibu-ibu satu RT pas arisan. Tipikal masyarakat yang kebanyakan dicekokin infotainment. (hal 38)
2. Kalau ada yang tidak menikah akan dipertanyakan dan dibombardir oleh pertanyaan kapan menikah. (hal 49)
3. Orang membuat rencana itu karena mereka punya tujuan hidup. Dengan bikin rencana, maka mereka bisa mengantisipasi situasi-situasi tertentu yang bisa menghalangi mereka mencapai tujuannya. Justru itu yang bisa bikin kemampuan survive seseorang meningkat. (hal 87-88)
4. Hidup itu tidak adil sama sekali. Ada yang kaya sampai bingung bagaimana caranya  menghabiskan uang, ada yang miskin bahkan untuk makan sehari sekali pun susah. Ada yang punya kuasa-hanya menjentikkan jari dengan mudahnya bisa mendapatkan yang ia mau, ada yang tertindas. (hal 169-170)
5. Masa lalu adalah masa lalu, sesekali melihat mungkin perlu, tapi tidak perlu mencoba untuk mengulang lagi apa yang pernah terjadi. (hal 188)
6. Pernikahan itu nggak ada hubungannya sama jodoh-nggak jodoh. It's just another stage of life. Sama seperti stage kehidupan lain, untuk bertahan kita harus berusaha dan berjuang. (hal 201)

Catatan Kecil (CMIIW ya)
- Ada beberapa typo. Tapi masih wajar dan tidak terlalu mengganggu.
- Penggunaan sebutan 'bos' sebagai atasan dosen. Apakah maksudnya kepala prodi atau kepala jurusan atau dekan?
- Penggunaan kata 'pria' dan 'laki-laki'. Apakah ada perbedaan di antara kedua sebutan itu? Jika tidak, bukankah lebih baik menggunakan salah satunya saja?
- Di hal 14, Lanang memanggil Menina dengan sebutan 'Femme Metale', tetapi di halaman 81, sebutan untuk Menina adalah 'Femme Fatale'.
- Ada perubahan font di halaman 90 dan 114.

Kesan
Mbak Okke pinter nyelipin sindiran-sindiran untuk partai politik dan juga media. Pas!
Kegelisahan Menina juga dapet banget.
Aku kasih 3 bintang dari 5 bintang yang aku punya. 
Ditunggu deh karya-karya Mbak Okke selanjutnya ^^

Prompt #41: Cinta Membara

(image source: here)


Janganlah kau terlalu cinta dengan lelaki itu! Suara ibu terngiang dalam ingatan.

Cinta membara tidak baik untukmu, begitu terus yang dikatakan ibu sebagai alasannya.

Tidak baik yang bagaimana menurut ibu? Pertanyaanku itu tidak pernah dijawabnya. Dibiarkannya aku dihantui ketidakjelasan.

Berlari. Ku biarkan kaki ini menapaki langkah-langkah panjang secepat yang ia mampu. Melarikan diri dari ibu dan segala larangannya yang tidak ku mengerti.

Berlari. Menjauh dari kungkungan ibu yang beranggapan bahwa cintaku pada lelakiku akan pudar dengan sendirinya ketika raga kami tak lagi berjumpa.

Ibu salah. Cintaku tidak pudar. Bahkan semakin bertumpuk karena tertahan begitu lama. 

Lelakiku menanti di pinggir sawah. Merentangkan tangan menyambutku jatuh di pelukannya.

Setelah sekian lama memendam rasa ingin bertemu, aku tak menyangka reaksi tubuhku sebegini hebatnya ketika raga kami kembali bersatu.

Percikan api tiba-tiba keluar dari ujung kepalaku. Tempat di mana keinginan tak ingin lepas lagi darimu terpatri kuat. Api itu kemudian semakin menjalar hingga leher, perut, lutut, dan akhirnya seluruh tubuhku. Anehnya, aku tak merasakan sakit sedikitpun.

Pelukanku semakin erat pada lelakiku yang kini berada dalam jilatan api dari tubuhku. Ku tutup mataku. Membiarkan api menghabiskan tubuh kami. 

Maafkan aku ibu, sekarang aku tahu alasanmu, tetapi aku memilih menjadi abu bersamanya.

*****************************************************************************************************************
* 196 kata
* pengembangan dari fiksimini milik Lianny Hendrawati  

CINTA MEMBARA. Tubuh kita berdua menjelma menjadi abu.

Untukmu, Perempuan yang Ingin Terbang

 
(image source: here)


Aku ingin bisa terbang, ujarmu saat itu. 

Aku ingin mengunjungi tempat-tempat baru, begitu alasanmu saat ku tanya mengapa.

Aku sudah bilang, akan ku ajak kau terbang kemanapun kau mau, jika sudah punya banyak uang nanti. Tetapi kau tak pernah suka menunggu lama. Kau tak pernah mau memberikanku kesempatan untuk mengajakmu terbang saat kau masih membuka mata.

Sekarang aku harus melihatmu masuk ke dalam ruang kremasi. Mendampingimu melalui proses yang membuatmu tak lagi sama saat keluar nanti.

***

Ku lepaskan 25 balon yang membawa abumu ke udara. Jumlah yang sama dengan usiamu saat ini. Berjanjilah untuk selalu bahagia di 25 tempat baru yang nanti kau pijak.

Seperti aku yang selalu bahagia memilikimu, istriku.

******************************************************************************************************************

#FF111 Topik: 25