Sebelah Kaki yang Berlubang


Kaki yang saya maksud bukan kaki saya, kaki adek saya, kaki boneka saya, atau kaki meja saya. Melainkan sebuah celengan berbentuk kaki.

Dulu, saat saya masih SD, moment liburan kenaikan kelas adalah moment yang sangat ditunggu-tunggu. Selain tidak perlu lagi bangun pagi dan mengerjakan PR, apalagi kalau bukan moment saat akan berbelanja segala perlengkapan sekolah baru. Mulai dari sepatu, tas, buku, alat tulis, dll. Karena kurang afdol rasanya kalau hari pertama masuk di kelas baru, tanpa semua barang-barang yang juga baru. Kalian juga pasti memiliki kebiasaan yang sama kan? Ngaku!

Nah, sebagaimana anak kecil yang selalu tergiur pada bonus, maka ketika melihat sesuatu yang berhadiah, saya akan lebih tertarik untuk memilihnya. Tidak peduli bagaimana bentuk barangnya, jika bonus yang menyertainya saya anggap lucu, saya akan merengek pada mama untuk membelikannya. Dan teori itulah yang saya pakai saat melihat sepasang sepatu yang menyertakan hadiah berupa celengan berbentuk kaki ini. 

Adik saya saat itu memiliki perilaku yang menurut saya menyebalkan. Apapun yang saya pilih, dia akan memilih barang yang sama. Begitu pula saat saya memilih sepasang sepatu berhadiah celengan kaki. Sepasang sepatu hanya mendapat bonus satu celengan kaki. Jadilah kami memiliki dua celengan kaki yang kebetulan mendapat kanan dan kiri.

Kami sama-sama mengisinya dengan uang recehan, sisa dari uang jajan yang diberi mama. Tetapi saat saya akan memulai kehidupan SMK di luar kota, saya meminta kedua celengan itu untuk saya karena berniat membawanya ke kos. Adik yang saat itu sudah SMP dan tidak lagi harus semua barangnya mirip saya, mengikhlaskan. Tidak benar-benar ikhlas sebenarnya, karena sebelumnya mama sudah memberinya celengan berbentuk apel yang lebih besar sebagai gantinya.

Singkat cerita, teman satu kos ada yang menyukai bentuk celengan saya itu, jadilah saya pinjamkan sebelah kaki celengan saya untuknya. Tapi mungkin dia lupa atau bagaimana, setelah kelulusan dan tidak lagi tinggal di kos-kosan, celengan itu tidak kembali pada saya. Yasudahlah, kaki ini mungkin memang harus kehilangan pasangannya.

Sebelah kaki ini sampai sekarang masih saya isi recehan. Tapi semakin lama lubangnya semakin membesar. Maklum lah, saya sering mencongkel isinya saat keadaan terdesak. Celengan yang tidak begitu besar ini menjadi lama untuk penuh.


#CeritaDariKamar - Day 5

2 komentar

lucu celengannya, sayang bgt ya yg pasangannya ga balik padahal unyu loh kalo sepasang gitu

Reply

iya sayang juga sih. tapi gapapa kalo di sana dia juga jadi berguna hehe. eh kadang serem juga lho kalo sepasang, kebayang kalo malem jalan-jalan hahaha. bentuknya itu mirip bgt sama kaki beneran.

Reply

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D