Tanggal 13 (Bukan Angka Horor)

Tanggal 13 datang lagi. Setiap bulannya, tanggal ini ada. Tapi tak banyak yang saya lakukan, karena memang tidak harus. Sebuah perayaan? Tidak terlalu perlu untuk saya. Mengingatnya saja sudah merupakan sebuah perayaan. Ya! Bagi saya yang tidak terlalu mahir dalam mengingat tanggal.

Tanggal 13 dua setengah tahun yang lalu, seorang laki-laki yang saya kenal, menanyakan apakah saya bersedia menjadikannya pacar. Tidak banyak waktu yang ia berikan untuk saya berpikir. Jangankan hitungan hari, bahkan hitungan jam pun tidak ia berikan. Ia menghendaki jawaban saat itu juga. Agar nantinya jawaban yang keluar tanpa perlu banyak pertimbangan. Waktu yang singkat, pertimbangan yang singkat, dan keinginan memiliki penyemangat baru, membuat saya mengangguk padanya. Tidak ada salahnya memberikan separuh hati saya, oh bukan. Baru seperempat hati saya untuknya.

Tanggal 13 selanjutnya dan selanjutnya memiliki cerita sendiri. Tentu tanpa perayaan sebagaimana pasangan-pasangan lain. Bahkan tanpa ucapan "selamat" dari pacar saya sendiri. Ia jauh lebih suka memperlihatkan tindakan dibandingkan kata-kata. Ia lebih memilih datang ke rumah membawa seikat bunga mawar daripada mengirimkan pesan bernada "Happy anniversary". Ya! Ia adalah orang yang tidak pernah bertele-tele dalam melakukan segala hal.

Jadi ingat kejadian beberapa minggu yang lalu ketika saya mengirimkan BBM bahwa saya jatuh dari motor. Tanpa menunggu beberapa menit, bahkan hanya hitungan detik, ia menelpon. "Dimana?" adalah satu-satunya kata yang ia ucapkan. Setelah itu ia melesat ke tempat saya terjatuh. Dan begitu melihat saya dalam keadaan baik-baik saja (baca: celana sobek di bagian lutut dan lutut luka) ia tertawa. Saya hanya manyun ditertawai seperti itu sedangkan lutut mulai senut-senut karena luka itu. 

Yang ia lakukan adalah duduk di depan warung dan mengobrol dengan bapak-bapak sopir travel yang menolong saya (saya jatuh di depan tempat mobil travel berkumpul). Dari dalam warung, saya mendengarnya menanyakan bagaimana kejadiannya pada bapak-bapak tersebut. 

Kejadian yang konyol menurutnya. Karena ini adalah kedua kalinya saya jatuh di jalanan yang berkerikil dan berpasir. Maka dari itulah ia menertawakan saya untuk kesekian kalinya karena tidak bisa belajar dari pengalaman. Ya! Menertawakan saya adalah cara ia memberikan kekuatan, cara ia menuntun saya untuk menganggap kejadian seperti ini adalah konyol, dan cara ia membuat saya bangkit karena ini memang hanya kecelakaan kecil akibat ketidakhati-hatian saya sendiri.

Perhatiannya berbeda bentuk. Perhatiannya membuat saya bangkit dan terbangun. Bukan perhatian yang membuat saya terlena dan manja dengan keadaan. 

Ya! Tanggal 13 bukan angka horor untuk saya. Karena pada tanggal inilah saya mendapatkan kesempatan lebih dekat dan berdampingan dengan orang sepertinya. 

bunga dari dia yg saya kumpulkan dari awal pacaran sampai sekarang

Library Giveaway : Penghuni Perpustakaan Dadakan


Lagi konsentrasi baca-baca Tugas Akhir (TA) punya kakak angkatan di perpustakaan fakultas, tiba-tiba... PET! Lampu mati.

"Persiapan istirahat ya mbak, mas," kata pustakawannya.

Langsung deh bengong. Maksudnya apa ya?

***

Predikat pejuang TA membuat para mahasiswa tingkat akhir, termasuk saya, jadi penghuni perpustakaan dadakan. Dan penggalan cerita di atas adalah pengalaman pertama ketika berlama-lama ada di perpustakaan. Tujuannya ya untuk mencari referensi sebagai pencerahan dalam mengerjakan TA.

Membaca adalah aktivitas yang sangat menyenangkan menurut saya. Tetapi sayangnya hal itu berlaku untuk buku-buku fiksi. Maka dari itu, jujur saja, menyambangi perpustakaan bukan kegiatan kesukaan saya. Selain karena buku-buku di perpustakaan fakultas hanya terdiri dari  buku-buku teori penunjang perkuliahan, pustakawan yang ada di sana juga tidak menunjukkan kesan ramah.

Penggalan cerita di atas adalah salah satu contoh mengejutkan yang saya alami ketika berada di perpustakaan fakultas di kampus saya. Ketika hari pertama mendapatkan pengalaman seperti itu, saya masih belum mengerti maksudnya apa pustakawan melakukan itu. Tetapi setelah melihat mahasiswa yang lain beres-beres dan mengembalikan buku/TA ke tempatnya, barulah saya mengerti kalau itu artinya mengusir secara halus.

Tahapannya begini: 
1. Setengah jam sebelum jam 12 (waktu istirahat), lampu dimatikan oleh pustakawan. Sebenarnya ini tidak begitu berpengaruh terhadap cahaya ruangan. Karena ruangan perpustakaan fakultas yang berada di lantai 2 gedung perpustakaan mendapatkan sinar matahari dengan baik. Tetapi mahasiswa yang berada di sana, begitu lampu dimatikan pasti menyadari perubahan cahayanya atau setidaknya suara "KLIK" dari stop kontaknya.

2. Pustakawan akan mengatakan, "Persiapan istirahat ya mbak/mas." Nah ini yang membingungkan. Siapa yang istirahat? Pustakawannya? Karena sepertinya mahasiswa punya banyak waktu nanti untuk istirahat. Apalagi ketika deadline tugas mengejar misalnya, mahasiswa sangat membutuhkan buku-buku di sana sebagai referensi. Atau ketika deadline konsultasi dosen, mahasiswa juga membutuhkan buku atau TA sebagai referensi. Sedangkan buku yang boleh dipinjam (dibawa pulang) maksimal 2, dan TA tidak boleh dibawa keluar dari perpustakaan.

3. Setelah itu, pustakawan juga akan mengatakan, "Bagi yang mau pinjam buku, sekarang ya. Bentar lagi istirahat." Kalau uda gini, mahasiswa yang lagi baca pasti cepet-cepet milih buku yang mau dipinjam dan antri di depan pustakawan untuk dicatat bukunya. Bagi yang nggak punya kartu perpustakaan? Ya selamat nunggu perpustakaan buka lagi satu jam kemudian.

4. Kemudian tulisan "open" yang tergantung di pintu masuk yang terbuat kaca itu juga akan diganti dengan tulisan "close". Untuk mahasiswa yang belum tahu jadwal buka-tutup-istirahat perpustakaan, pasti bakal melongo kalau pergi ke perpustakaan antara jam 11.30 - 13.00 WIB.

5. Mahasiswa bakal berbondong-bondong keluar dari perpustakaan dan mengambil barang-barang di loker depan perpustakaan, setelah itu mengembalikan kunci loker di tempatnya. Dan setelah perpustakaan kosong, pustakawan akan menutup perpustakaan.


rak berisi TA yang sering aku kunjungi


tempat untuk baca atau ngetik-ngetik

Saya baru tahu kalau perpustakaan pun ada jam istirahatnya. Padahal pustakawan di sana ada 6 orang dan dibantu 1 siswa magang. Bukankah bisa bergantian istirahatnya? Bahkan terkadang waktu buka-tutup perpustakaan tidak sesuai dengan yang jadwal yang tertera di pintu masuk (tutup lebih awal / telat bukanya).

Ada cerita lain lagi tentang ketidakramahan pustakawan di sana. Pernah ada seorang mahasiswi yang mencari salah satu buku referensi di perpustakaan. Kemudian ia menggunakan komputer yang memang disediakan untuk memudahkan mencari letak buku yang dimaksud. Tetapi setelah mencocokkan petunjuk yang ada di komputer dan rak yang dimaksud, buku yang dicari tetap saja tidak ia temukan. Maka dari itu ia bertanya pada salah satu pustakawan di sana. Bukannya mendapat tanggapan yang baik, ia malah disuruh mencari sendiri. Mungkin mahasiswi tersebut jengkel terhadap sikap pustakawan yang tak acuh seperti itu. Jadilah kegemparan di perpustakaan. Mahasiswi tersebut menyampaikan uneg-unegnya pada pustakawan secara jujur. Tetapi tetap saja pustakawan itu tidak acuh. Akhirnya teman dari mahasiswi tersebut mengambil jalan tengah, yaitu menenangkan temannya dan mengajaknya keluar dari ruang perpustakaan. Barulah setelah mahasiswi tersebut keluar, pustakawan yang lain mengumpat, "Jadi orang kok galak banget!". Dan yang lainnya menimpali, "Ngomong baik-baik kan bisa!"

Saya yang saat itu sedang duduk membaca referensi TA dan memperhatikan dengan seksama kejadian tersebut, dalam hati sebenarnya membenarkan sikap mahasiswi itu. Ia berani menegur pustakawan yang tidak melakukan tugasnya dengan baik. Selama ini, mahasiswa yang lain hanya diam saja daripada capek-capek ribut. Seluruh mahasiswa, termasuk saya hanya berusaha maklum terhadap sikap pustakawan yang seperti itu. 

Satu lagi satu lagi. Waktu itu, di saat saya dan teman-teman sesama pejuang TA sangat butuh untuk membaca buku di perpustakaan, ternyata begitu sampai di depan pintu masuk, saya sudah dibuat tercengang karena mendapati perpustakaan yang tutup. Ada tulisan "Perpustakaan tutup karena ada keperluan melayat." Tidak ada penjelasan siapa yang meninggal, siapa yang melayat, yang jelas perpustakaan tutup seharian.

Waduh jadi cerita panjang-lebar deh soal pustakawannya. Bukan maksud menjelek-jelekkan lho. Hanya saja saya berusaha menyampaikan kekecewaan saya. Padahal perpustakaan fakultas itu bersih dan nyaman untuk membaca buku atau mengerjakan tugas. Sehingga jika didukung oleh pustakawan yang ramah dan menyenangkan, pastilah lebih banyak mahasiswa yang betah berlama-lama di sana.

Baru-baru ini saya kembali mendatangi perpustakaan untuk memberikan sumbangan buku dan mengumpulkan TA yang sudah selesai saya kerjakan. Nah! Berita baiknya, perpustakaan sudah dilengkapi dengan AC, sehingga menambah kenyamanan berada di sana. Selain itu, sikap pustakawannya saya perhatikan sudah lebih baik. Hei, saya melihat mereka tersenyum. Itu sangat langka. Semoga begitu seterusnya...

Tulisan ini diikutsertakan pada Library Giveaway yang diadakan oleh Luckty Si Pustakawin.
Kalau kalian mau ikutan Library Giveaway juga, caranya gampang kok. Cek di sini ya.
Ada banyak pilihan buku yang jadi hadiahnya. Ayo ramaikan giveaway ini :)

Sukses Menghadapi Sidang TA (Tugas Akhir)



Kalau sebelumnya aku udah posting cerita seputar sidang TA-ku (baca: disini), kayaknya kurang afdol kalau nggak berbagi sama kalian semua. Maka dari itu, aku bakal kasih tips-tips menghadapi sidang TA buat kalian yang sekarang sedang menjadi pejuang TA. Selain biar kalian tahu kira-kira sidang TA itu gimana, juga supaya grogi yang muncul nggak kebanyakan.


source: disini

1. Berdoa
 
Hal pertama yang harus dilakuin ya berdoa. Mulailah segala hal dengan doa. Minta sama     Tuhan untuk diberi kemudahan, kelancaran, dan perasaan tenang. Sebut nama dosen penguji dalam doamu sembari meminta apa keinginanmu. 

2. Bikin Cetakan TA yang Sama 

Biasanya persyaratan sidang adalah menyiapkan TA yang sudah dijilid rapi. Jumlahnya sesuai dosen yang menguji sidang. Di kampusku, dosen penguji ada 2, terdiri dari dosen pembimbing dan dosen penguji yang ditentukan oleh Ketua Prodi. Tapi bukan berarti aku hanya mencetak 2 TA, aku bikin 3. Lebih baik memang menyediakan satu lagi untuk pegangan kamu sendiri. Usahakan sama persis dengan milik dosen pembimbing dan dosen penguji. Ini bakal mempermudah kamu. Karena kadang-kadang dosen penguji suka ngetes, sejauh mana kamu hafal halaman per halaman TA kamu sendiri. Jadi gini, ada dosen yang suka nanya maksudnya teori ini apa sih? Terus kaitannya sama TA apa? Kan kamu jelasin panjang lebar tuh. Ujung-ujungnya dosen bakal nanya, "itu ada di halaman berapa ya?" atau versi lebih to the point-nya, "coba tunjukin halaman berapa!"
Udah ngerti kan fungsinya bikin TA yang sama persis apa?

3. Tandai!
contoh punyaku

Menandai bisa dengan berbagai cara. Menempel post card berwarna-warni misalnya atau melipat halaman yang dirasa penting (sesuai selera). Gunanya untuk memberikan tanda agar memudahkan pindah halaman yang dimaksud. 

Apa aja yang ditandai? 
Misalnya halaman pertama tiap bab-nya. Atau letak teori-teori yang dipakai. Pokoknya bagian-bagian yang menurut kamu itu penting dan menurut feeling itu bakal ditanyain penguji. 

4. Koreksi!

Lakukan koreksi terhadap TA walau sudah dijilid rapi dan siap uji. Karena ternyata setelah sidang dibuka oleh dosen pembimbing, beliau akan memberi kesempatan untuk mengatakan mana-mana saja yang salah dan kita dipersilakan untuk membetulkannya. Misalnya ada buku yang tertinggal tidak masuk dalam daftar pustaka, atau ada kata-kata yang typo (salah ketik). Sehingga nanti kesalahan-kesalahan itu tidak akan dibahas dalam sidang dan hanya akan jadi revisi pribadi.

5. Ngotot!

Nah! Ini keahlian yang butuh nyali lumayan gede. Biasanya nih, dosen udah ngerti maksud tulisan kamu. Tapi beliau cuma pengen tahu penjelasan kamu gimana. Makanya bakal ada pertanyaan yang sengaja diputer-puter, padahal sebenernya itu pertanyaan simpel. Tujuannya cuma satu: pengen tahu kamu paham dan konsisten apa nggak sama pernyataan awal.

Contoh:
P (Penguji): "Tadi dari penjelasan kamu, ada opini yang disebut kontra dan ada yang disebut negatif. Sebenernya kontra itu artinya apa sih?"
M (Mahasiswa) : "Kontra itu menentang. Jadi maksud saya, opini yang bersifat kontra adalah opini yang menentang adanya kebijakan tersebut."

Aku pikir bakal selesai sampai di sini dan ganti pertanyaan lain, ternyata lanjut teruuus...

P : "Lalu di sini ditulis opini yang bersifat kontra jika diaplikasikan terhadap sikap akan muncul demo, dll. Kontra, tapi kok jadinya demo?"
M : (mikir, lah tadi uda dijelasin kalo kontra itu menentang) "Iya bu, karena opini yang bersifat kontra itu berarti menentang kebijakan, jadi ketika diaplikasikan terhadap tindakan, muncullah demo yang tujuannya menyuarakan ketidaksetujuan tersebut dan bahkan mengajak orang lain untuk sepaham dengan mereka."

Sudah mengerti kan maksudku? Penguji hanya ingin kamu bisa mempertahankan pernyataan awalmu. Jadi intinya, ngotot aja! Kalau kamu pikir kamu bener, pertahanin pernyataan itu. Jangan malah kelihatan mikir lama dan goyah. 

6. Pokoknya jawab! 

Apapun pertanyaan yang diajuin dosen penguji, jawab aja! Jangan sampe kamu diem lama buat mikir. Itu bakal ngurangin penilaian mereka. Kalau kamu bener-bener nggak ngerti sama yang ditanyain (biasanya seputar teori yang diaplikasikan pada konsep penelitian), jangan sekali-sekali bilang nggak tahu. Utarakan aja yang kamu tahu. Kalau penguji bosen sama jawaban kamu yang muter-muter, mereka bakal skip ke pertanyaan selanjutnya kok. Yang penting kamu ada usaha untuk jelasin. Nah kalau uda di-skip gitu, senyum-senyum aja biar cairin suasana tegang.

Kira-kira kayak gitu suasana di dalem ruang sidang TA. Tinggal bagaimana kalian semua menghadapinya. Usahain rilex aja. Tapi bukan berarti santai-santai lho ya. Tetep usaha maksimal. Bayangin sidang itu serem banget! Jadi kalau kenyataannya sidang kamu mulus-mulus aja, itu bonus. Daripada kebalikannya kan?

Nah kalo persiapan kamu udah mateng dan mental udah siap banget, mau dapet dosen se-killer apapun nggak jadi masalah. Babat habis!

Semoga tips yang aku tulis bermanfaat buat para pejuang TA yang udah deket sama sidang. Semangat!

NB: mungkin di tiap universitas, punya peraturan dan kebiasaan yang berbeda-beda. Tapi paling nggak secara garis besarnya sama.

"Spell Your Quote"


Pikiran yang tersiksa oleh masa lalu tidak akan membawa kita kemana-mana.

Mengapa saya suka dengan quote itu?

Karena terkadang saya masih saja mengingat masa lalu yang tidak menyenangkan. Jika hanya mengingat mungkin tidak ada masalah. Karena masa lalu adalah cerita dalam hidup yang tidak dapat dihapus dan selamanya tertanam dalam pikiran. Tetapi yang jadi masalah adalah ketika terkadang masa lalu itu menciptakan semacam trauma yang cenderung mengganggu.

Membaca quote tersebut membuat saya tersadar, jika saya terus menjadikan masa lalu sebagai penghalang untuk maju, maka saya tidak akan bergerak. Padahal hidup harus selalu bergerak maju bukan?

Tulisan ini untuk mengikuti giveaway The Freebies the 13th #2 yang diadain oleh Kilas Buku.
Kalau kalian mau ikutan juga, caranya mudah kok:
  1. Buat artikel di blog kamu dengan konten quote favorit kamu beserta alasan dan analisa mengapa kamu menyukai quote tersebut.
  2. Masukkan foto buku asal quote kamu dengan keterangan nama blogmu di dalamnya dengan tulisan tangan (lihat contoh di sini).
  3. Sertakan Button Freebies the 13 #2 pada artikelmu.
  4. Sertakan pula keterangan pada artikelmu yang berisi link menuju Pos Utama Freebies the 13th #2.
  5. Isi formulir google doc di sini jika kamu telah menyelesaikan semua persyaratan. 
Untuk syarat lengkapnya, lihat di http://buku.dibaca.in/2013/09/freebies-13th-2.html 

Aaaaargh Tikus!

source: disini
Kalian sering lihat ada tikus mati yang dibuang di jalan-jalan? Tujuannya apa ya kira-kira?

Tikus memang hewan yang membawa banyak penyakit sehingga harus dibasmi dan dijauhkan dari rumah. Penyakit apa saja yang dibawanya? Ini dia:

1. Penyakit pes yang disebabkan oleh Yersinia pestis ditularkan oleh kutu tikus.
2. Penyakit salmonellosis yang disaebabkan oleh bakteri Salmonella, meracuni makanan dari kotoran tikus.
3. Penyakit leptospirosis yang disebabkan oleh leptospira icterohaemorrhagiae, ditularkan melalui air atau benda yang tercemar atau terkena urine tikus.
4. Hantavirus/Demam berdarah korea disebabkan oleh virus hantavirus yang penyebarannya melalui kotoran, urine, cairan tubuh atau terkontaminasi langsung.
5. Penyakit rabies yang disebabkan oleh gigitan tikus atau nyingnying.
6. Lyme Disease dan Rickettsiae pox disebabkan oleh bakteri borrelia burgdorferi dan rickettsiae bacteria yang cara penularannya melalui gigitan tungau dari tikus.
7. Demam digigit tikus disebabkan oleh Spirillium minus dan Strreptobacillus minilifomis yaitu bakteri yang tersembunyi dimulut dan hidung tikus.
8. Tricinosis penyakit yang disebabkan cacing Trichinella Spiralis cara penularannya tidak langsung dengan cara memakan hewan pemangsa tikus.
9. Murine typhus yang disebabkan oleh penyakit Rickettsiae Mooser cara penularanya melalui sisa hancuran tubuh pinjal, terinfeksi lewat luka akibat luka akibat garukan.

Nah!  Makanya nggak heran kalau banyak orang yang membunuh tikus yang berkeliaran di sekitar rumah mereka dan bermaksud menyingkirkan bangkai tikus sejauh-jauhnya. Tapi seringkali aku lihat bangkai-bangkai tikus itu dibuang di jalan-jalan beraspal, baik yang dibungkus plastik terlebih dahulu maupun tanpa bungkusan apa-apa. 

Bahkan setiap hari, ada saja bangkai baru yang aku lihat di sepanjang jalan rumah-kampus. Menjijikkan? Pasti. Coba aja bayangin tubuh tikus itu terlindas kendaraan-kendaraan yang lewat sehingga organ-organ dalamnya terburai sedemikian rupa. Mungkin maksudnya adalah agar bangkai tersebut akan hilang dengan sendirinya karena gepeng dan hancur terlindas kendaraan. Tapi pernahkah berpikir bahwa bangkai tikus yang dibiarkan di tempat terbuka justru akan berbahaya menyebarkan penyakit? Atau pernahkah membayangkan organ-organ tubuh tikus akan menempel di ban kendaraan yang melindasnya dan ikut terbawa ke rumah pemilik kendaraan? Bukankah itu justru akan membahayakan orang lain?

Bandingkan jika kita mengubur saja bangkai tersebut. Bukankah itu sama aja fungsinya, yaitu menghilangkan bangkai tikus. Coba cari tanah di kawasan yang sekiranya tidak mengganggu, misal di dekat lapangan rumput atau tanah dekat selokan.

Coba peduli pada lingkungan, bukan hanya kepentingan diri sendiri...

Referensi:

Cerita Seputar Sidang TA

Whooooosah!
Inilah hari pertama bersantai di rumah setelah 2 minggu disibukkan dengan urusan sidang Tugas Akhir (TA) dan pendaftaran wisuda yang menyita seluruh tenaga, pikiran, dan tentu saja isi dompet.

Mumpung lagi nggak kemana-mana, berkunjung ke blog yang udah lama ditinggal penghuninya boleh juga nih. Sekedar cerita aja seputar sidang TA seminggu yang lalu. 

Sidang TA menjadi moment yang paling mendebarkan, tetapi paling ditunggu oleh seluruh pejuang TA. Karena pada saat itulah puncak perjuangan masa perkuliahan. Di situlah Tugas Akhir dipertanggungjawabkan. 

Sebenarnya, sebelum sidang TA itu sendiri, pendaftaran sidang juga tidak kalah mendebarkannya. Lebih tepatnya saat mendengarkan Ketua Program Studi (Prodi) mengumumkan siapa yang akan menjadi dosen penguji saat sidang kita nanti. Kalau dapetnya dosen yang terkenal super killer.... Ya selamat aja! Kalau aku, dapetnya dosen yang terkenal super detail dengan sorot mata yang tajam. Waktu Ketua Prodi kasih nama itu sebagai dosen penguji, badan langsung lemes. Keluar ruangan langsung heboh membayangkan bagaimana nasibku saat sidang nanti.

Sehari sebelum Tugas Akhir itu akhirnya dicetak dan dijilid rapi, aku sudah tidak bisa tidur. Semalaman menghadap laptop, mengecek TA-ku berulang kali, siapa tahu masih ada kata-kata yang typo atau konsep yang kurang lengkap.

Ini baru tahap mau mencetak TA untuk sidang. Menunggu hari H rasanya bener-bener nggak tenang. Bukan karena takut ketahuan kalo itu bukan murni hasil buatanku, karena jangan salah! Seratus persen aku bikin sendiri. Dengan penuh perjuangan tentunya. 

Perjuangan yang kayak gimana? Jadi sering begadang karena ngejar deadline; nungguin dosen berjam-jam kalau mau konsultasi, itu juga kalau nggak ditolak; jadi penghuni perpustakaan, karena hampir tiap hari ke sana; nggak punya banyak waktu buat hobiku yaitu baca novel, karena harus baca buku-buku teori untuk penunjang TA; musti bolak-balik Ungaran-Kudus naik motor, karena emang penelitianku di Kudus; dan duit selalu abis buat ngeprint, apalagi kalau revisinya berkali-kali ya jadi ngeprint berkali-kali; masih banyak perjuangan lain yang nggak bisa disebutin satu-satu.

Dan akhirnya hari H datang juga. Aku sampai di kampus pukul 09.30 WIB, 2,5 jam lebih awal dari jadwal sidangku, pukul 12.00 WIB. Tujuannya, supaya tidak tergesa-gesa di jalan dan tidak dalam keadaan panik sampai di kampus. Masih sempet istirahat dan baca-baca rangkuman TA yang aku buat sehari sebelumnya.

Ternyata sidangku dipercepat setengah jam. Tarik napas panjang - keluarkan - tarik lagi - keluarkan lagi. Begitu terus sampai dosen pembimbing dan dosen penguji masuk ke ruangan yang sama di tempatku menunggu, yaitu di ruang sidang.

Begitu dosen pembimbing membuka sidang, grogiku hilang. Ketika dosen penguji memberikan pertanyaan-pertanyaan, aku bisa menjawab dengan tenang. Dan ketika dosen pembimbing menyuruhku menunggu di luar sembari mereka mendiskusikan keputusan untukku, saat itulah jantung berdebar-debar lagi. Tetapi saat dosen pembimbing memanggilku masuk kembali dan tersenyum mengatakan "Anda dinyatakan lulus", huaaaah! Berasa jantung turun ke perut, lega banget! Keluar dari ruangan, senyum mengembang walau membawa revisi yang sangat banyak, hadiah dari dosen penguji yang super detail.

foto selesai sidang

Perjuangan belum selesai sampai di situ sebenernya. Masih ada proses revisi yang hanya diberi waktu seminggu, tetapi tidak benar-benar bisa seminggu, karena pendaftaran wisuda sangat mepet. Jadilah hariku seperti dikejar waktu. 24 jam sehari berasa kurang banget. 

Sekarang, aku sudah bisa bernapas lega karena semuanya sudah selesai. Tinggal menunggu hari H wisuda.

Terima kasih buat dosen pembimbing tercinta yang walaupun kadang jutek, kadang cuek, tapi selalu bisa kasih bimbingan yang bermanfaat banget.

Kayaknya segitu dulu ceritanya. Semoga bermanfaat untuk kalian yang belum sidang, jadi bisa membayangkan bagaimana nantinya ^^

makasih buat semua yg nungguin sidangku