Kalian percaya nggak kalau celana kolor di atas adalah buatan saya sendiri?
Nggak percaya?
Sayangnya kalian harus percaya...
Celana itu memang buatan saya. Tidak murni semua keseluruhan prosesnya adalah usaha saya sendiri sebenarnya. Karena almarhumah mbahti lah yang dulu membuatkan polanya. Saya hanya tinggal menjahit saja. Tapi jangan salah, menjahit pun tidak bisa dianggap kegiatan sepele. Penuh perjuangan dan harus mengontrol emosi.
Kalian pasti berpikir, untuk apa saya repot-repot membuat celana kolor sendiri. Bukankah banyak pedagang di pasar yang menjualnya, saya hanya perlu memilih dan membelinya.
Tetapi kondisinya tidak semudah itu.
Tetapi kondisinya tidak semudah itu.
Tepatnya saat saya masih duduk di bangku SMP, ada mata pelajaran yang namanya 'tata busana'.
Di mata pelajaran itu, siswa mendapatkan pelajaran mengenai beragam jenis pakaian, cara menggambar pola baju seragam dan lain-lain, termasuk pola celana kolor. Jadi setiap minggunya, di mana ada pelajaran itu, kami diharuskan membawa buku 'kostum'. Bukunya itu mirip buku tulis dengan ukuran yang lebih besar dan ada gambar perempuan di covernya. Buku itu gunanya untuk menggambar segala hal yang jadi tugas dari guru tata busana.
Balik lagi soal celana kolor ini. Celana ini saya buat untuk memenuhi salah satu tugas tata busana. Karena kebetulan mbahti saya adalah penjahit, dan karena kebetulan saya sudah bingung mentok bikin pola, akhirnya saya berguru pada beliau.
Awalnya ingin sekali dibuatkan keseluruhannya sampai celana itu benar-benar jadi. Tapi bukan belajar itu namanya. Lagipula prosesnya dipantau di sekolah. Guru saya akan mengecek kemajuan pembuatan celana ini tiap minggunya.
Setelah proses yang cukup membelit-belitkan otak, beberapa kali tangan tertusuk jarum, dan kaki lumayan terlatih memakai mesin jahit manual. TADA! Jadilah celana ini. Cukup memuaskan (baca: kantong ketinggian dan bagian selangkangan tebel karena nyatuin polanya amatir jadinya numpuk di situ).
Karena tubuh saya yang tidak banyak berubah, celana ini masih saya pakai sampai sekarang. Untuk sekedar bersantai di rumah, celana ini terhitung nyaman digunakan.
Karena tubuh saya yang tidak banyak berubah, celana ini masih saya pakai sampai sekarang. Untuk sekedar bersantai di rumah, celana ini terhitung nyaman digunakan.
Saya tidak tahu sekarang masih ada atau tidak mata pelajaran itu di SMP
saya. Padahal menurut saya mata pelajaran itu cukup bagus. Dapat mengajarkan kita teknik dasar jahit
menjahit. Jadi selain pelajaran formal seperti matematika, IPA, IPS,
bahasa, dll, ada juga pelajaran keterampilan seperti tata busana dan
pertukangan kayu (bukan tukang gergaji kayu, cuma teknik gambar desain
bangunan, seru gambarnya pake pensil 2H yang keras dan ujungnya harus lancip banget). Bisa untuk bekal setelah lulus nanti. Siapa tahu ada yang
memiliki bakat menjadi desainer baju atau arsitek. Sayang saya bukan keduanya.
Nah! Ternyata apapun jika itu adalah hasil jerih payah sendiri, maknanya bisa lebih dalam. Dan saya jadi lebih menghargai barang tersebut. Karena membuatnya pun sangat susah bagi saya. Lagipula itu mengingatkan saya pada kenangan bersama almarhumah mbahti.
#CeritaDariKamar - Day 9
7 komentar
Ah hampir sama kayak celana kolor kesayanganku :3
Replyhahaha. bikin sendiri juga?
Replysemakin kumal kolor, semakin nikmat :3
Replyiya bener hahahaha.
Reply*toss sesama penikmat kolor* #eh
mau ikutan buat kolorr ahh,,, sayang ga ada polanya..
ReplySayangnya pola celana ini uda gk tau ada di mana. Coba kalo masih ada, kan bisa aku upload sekalian.
ReplyCoba cari di internet contoh pola celana kolor mbak
This is a nice and informative post about MiniDV to DVD.I have also my own company which provide the same facility to user. If you want to some types of services regarding digital then please visit my site name is tapestodigital.co.uk
ReplyPost a Comment
Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D