Sepasang Bantal

 
Sepasang bantal yang menempel erat di kedua bangku depan di dalam mobil keluarga saya. Bantal ini meringankan lelah papa dan mama ketika dalam perjalanan karena keempukannya di sandaran bangku.

Saya ingat, selama beberapa tahun, bantal ini pernah ikut berkeliling Semarang, Salatiga, Tegal, Surabaya, dan kota-kota lainnya. Karena sepasang bantal ini akan ikut kemanapun mobil kami pergi. 

Tetapi semenjak perusahaan tempat papa bekerja ditutup, yang artinya papa kehilangan pekerjaannya, keluarga kami harus memangkas biaya-biaya yang dinilai tidak begitu mendesak. Kami menjadi sangat jarang jalan-jalan. Mobil kami juga hanya menjadi semacam pajangan di garasi. Berdebu. Hanya sesekali mesinnya dinyalakan oleh papa agar tidak rusak. 

Sampai akhirnya, papa dan mama memiliki ide untuk membuka toko kecil-kecilan di rumah kami. Tujuannya tentu saja untuk menambah pemasukan keluarga. Maklum lah, biaya kuliahku dan sekolah adikku tidak bisa dibilang sedikit. Rencananya toko itu akan mengambil tempat di garasi.

Bertepatan dengan ide itu, ada saja beberapa orang yang melihat-lihat mobil kami. Mereka terlihat sangat berminat untuk membeli. Setelah tawar-menawar dengan mama dan papa, ditemukanlah harga dan pembeli yang cocok (kami sudah terlanjur sayang pada mobil itu, sehingga tidak akan tega jika jatuh ke tangan orang yang kira-kira tidak bisa merawatnya dengan baik). Lepaslah mobil kami itu ke tangan seorang bapak yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah kami. 

Uang hasil penjualan digunakan untuk merombak garasi menjadi sebuah toko, membeli barang-barang dagangan, dan sebuah motor bekas untuk transportasi tambahan (sebelumnya kami sudah memiliki satu motor, tetapi sehari-harinya saya gunakan untuk kuliah).

Tak apa. Kami tetap bersyukur. Lepasnya satu barang berharga, pasti akan diganti oleh Tuhan dengan barang lain yang lebih berharga. Sekarang, toko kami sudah memiliki banyak pelanggan. Barang yang dijual pun semakin banyak. 

Biarlah mobil kami pergi, masih ada sepasang bantal ini yang menjadi kenang-kenangan kami bersama mobil itu.

#CeritaDariKamar - Day 4

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D