Laptop Merah


Menulis menjadi hobi saya saat ini dan semoga seterusnya. Bahkan saya memiliki impian untuk menjadikan menulis sebagai pekerjaan. Melahirkan buku-buku best seller yang memberikan banyak manfaat bagi pembacanya adalah cita-cita saya.

Rasa malas seringkali menyerang. Tetapi dengan adanya komitmen di awal, saya harus melawan rasa malas itu. Menulis bukan ketika mood datang, tetapi tumbuhkan mood dengan menulis. Prinsip itulah yang saya pegang saat ini.

Konsistensi adalah penting. Setiap harinya, sebisa mungkin, selelah apapun, sesibuk apapun, saya usahakan tetap membuat sebuah cerita fiksi atau tulisan apapun di blog. Fungsinya untuk mengasah kemampuan menulis saya. Menulis tanpa latihan adalah nol besar bukan?

Tulisan-tulisan yang saya buat tentulah mendapatkan bantuan dari laptop kesayangan saya. Tanpa benda ini, saya tidak akan cepat maju. Ya! Berkaitan dengan efisiensi dalam segala hal. Saya suka sekali membaca ulang tulisan saya, kemudian mengedit ulangnya. Tentunya akan melelahkan jika saya menggunakan mesin ketik atau tulisan tangan.

Bukan berarti saya meninggalkan kebiasaan menulis dengan tangan. Masih saya lakukan. Biasanya untuk mencatat pada buku agenda mengenai ide-ide yang seringkali melintas begitu saja di kepala. Buku agenda menjadi barang yang selalu ada di tas saya ketika saya pergi ke luar rumah.

Laptop yang saya beli dengan hasil tabungan dan bantuan dari sana sini (orangtua dan nenek) ini menjadi salah satu benda yang tak bisa dijauhkan dari saya. Apalagi status sebagai mahasiswa tingkat akhir yang saat ini saya sandang. Laptop menjadi sahabat yang menemani keseharian saya dalam menyelesakan tugas akhir.
Terimakasih untuk kemajuan teknologi, karena saya jadi diberi kemudahan menangani hal-hal sulit.


#CeritaDariKamar - Day 28

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D