Pertemuan Tak Terlupakan

“Boleh duduk di sini?”

Aku mengangguk dengan enggan. Jujur aku lebih senang duduk sendiri dalam bus seperti ini.

“Mau kemana mbak?”

Mau tak mau aku menoleh. Siapa dia yang berani mengganggu ketenanganku. 

Oh Tuhan, matanya... 

Pada detik pertama melihat lelaki ini, aku jatuh cinta.

“K-ke kampus.” Aku terbata.

Setelah itu kami terlibat obrolan panjang. Aku bercerita tentang keseharianku, ia pun begitu. Yang pasti mataku tak mau lepas mengikat matanya. Bahkan tak akan rela ia berkedip.

“Maaf, aku turun di depan. Semoga kita bisa bertemu lagi.”

Aku mengangguk. Andai saja pertemuan ini lebih lama.

“Sial! Dompetku!” Sepeninggalnya aku sadar, dompetku raib.


Diikutsertakan dalam #FF100Kata 

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D