Prompt #41: Cinta Membara

(image source: here)


Janganlah kau terlalu cinta dengan lelaki itu! Suara ibu terngiang dalam ingatan.

Cinta membara tidak baik untukmu, begitu terus yang dikatakan ibu sebagai alasannya.

Tidak baik yang bagaimana menurut ibu? Pertanyaanku itu tidak pernah dijawabnya. Dibiarkannya aku dihantui ketidakjelasan.

Berlari. Ku biarkan kaki ini menapaki langkah-langkah panjang secepat yang ia mampu. Melarikan diri dari ibu dan segala larangannya yang tidak ku mengerti.

Berlari. Menjauh dari kungkungan ibu yang beranggapan bahwa cintaku pada lelakiku akan pudar dengan sendirinya ketika raga kami tak lagi berjumpa.

Ibu salah. Cintaku tidak pudar. Bahkan semakin bertumpuk karena tertahan begitu lama. 

Lelakiku menanti di pinggir sawah. Merentangkan tangan menyambutku jatuh di pelukannya.

Setelah sekian lama memendam rasa ingin bertemu, aku tak menyangka reaksi tubuhku sebegini hebatnya ketika raga kami kembali bersatu.

Percikan api tiba-tiba keluar dari ujung kepalaku. Tempat di mana keinginan tak ingin lepas lagi darimu terpatri kuat. Api itu kemudian semakin menjalar hingga leher, perut, lutut, dan akhirnya seluruh tubuhku. Anehnya, aku tak merasakan sakit sedikitpun.

Pelukanku semakin erat pada lelakiku yang kini berada dalam jilatan api dari tubuhku. Ku tutup mataku. Membiarkan api menghabiskan tubuh kami. 

Maafkan aku ibu, sekarang aku tahu alasanmu, tetapi aku memilih menjadi abu bersamanya.

*****************************************************************************************************************
* 196 kata
* pengembangan dari fiksimini milik Lianny Hendrawati  

CINTA MEMBARA. Tubuh kita berdua menjelma menjadi abu.

2 komentar

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D