Library Giveaway : Penghuni Perpustakaan Dadakan


Lagi konsentrasi baca-baca Tugas Akhir (TA) punya kakak angkatan di perpustakaan fakultas, tiba-tiba... PET! Lampu mati.

"Persiapan istirahat ya mbak, mas," kata pustakawannya.

Langsung deh bengong. Maksudnya apa ya?

***

Predikat pejuang TA membuat para mahasiswa tingkat akhir, termasuk saya, jadi penghuni perpustakaan dadakan. Dan penggalan cerita di atas adalah pengalaman pertama ketika berlama-lama ada di perpustakaan. Tujuannya ya untuk mencari referensi sebagai pencerahan dalam mengerjakan TA.

Membaca adalah aktivitas yang sangat menyenangkan menurut saya. Tetapi sayangnya hal itu berlaku untuk buku-buku fiksi. Maka dari itu, jujur saja, menyambangi perpustakaan bukan kegiatan kesukaan saya. Selain karena buku-buku di perpustakaan fakultas hanya terdiri dari  buku-buku teori penunjang perkuliahan, pustakawan yang ada di sana juga tidak menunjukkan kesan ramah.

Penggalan cerita di atas adalah salah satu contoh mengejutkan yang saya alami ketika berada di perpustakaan fakultas di kampus saya. Ketika hari pertama mendapatkan pengalaman seperti itu, saya masih belum mengerti maksudnya apa pustakawan melakukan itu. Tetapi setelah melihat mahasiswa yang lain beres-beres dan mengembalikan buku/TA ke tempatnya, barulah saya mengerti kalau itu artinya mengusir secara halus.

Tahapannya begini: 
1. Setengah jam sebelum jam 12 (waktu istirahat), lampu dimatikan oleh pustakawan. Sebenarnya ini tidak begitu berpengaruh terhadap cahaya ruangan. Karena ruangan perpustakaan fakultas yang berada di lantai 2 gedung perpustakaan mendapatkan sinar matahari dengan baik. Tetapi mahasiswa yang berada di sana, begitu lampu dimatikan pasti menyadari perubahan cahayanya atau setidaknya suara "KLIK" dari stop kontaknya.

2. Pustakawan akan mengatakan, "Persiapan istirahat ya mbak/mas." Nah ini yang membingungkan. Siapa yang istirahat? Pustakawannya? Karena sepertinya mahasiswa punya banyak waktu nanti untuk istirahat. Apalagi ketika deadline tugas mengejar misalnya, mahasiswa sangat membutuhkan buku-buku di sana sebagai referensi. Atau ketika deadline konsultasi dosen, mahasiswa juga membutuhkan buku atau TA sebagai referensi. Sedangkan buku yang boleh dipinjam (dibawa pulang) maksimal 2, dan TA tidak boleh dibawa keluar dari perpustakaan.

3. Setelah itu, pustakawan juga akan mengatakan, "Bagi yang mau pinjam buku, sekarang ya. Bentar lagi istirahat." Kalau uda gini, mahasiswa yang lagi baca pasti cepet-cepet milih buku yang mau dipinjam dan antri di depan pustakawan untuk dicatat bukunya. Bagi yang nggak punya kartu perpustakaan? Ya selamat nunggu perpustakaan buka lagi satu jam kemudian.

4. Kemudian tulisan "open" yang tergantung di pintu masuk yang terbuat kaca itu juga akan diganti dengan tulisan "close". Untuk mahasiswa yang belum tahu jadwal buka-tutup-istirahat perpustakaan, pasti bakal melongo kalau pergi ke perpustakaan antara jam 11.30 - 13.00 WIB.

5. Mahasiswa bakal berbondong-bondong keluar dari perpustakaan dan mengambil barang-barang di loker depan perpustakaan, setelah itu mengembalikan kunci loker di tempatnya. Dan setelah perpustakaan kosong, pustakawan akan menutup perpustakaan.


rak berisi TA yang sering aku kunjungi


tempat untuk baca atau ngetik-ngetik

Saya baru tahu kalau perpustakaan pun ada jam istirahatnya. Padahal pustakawan di sana ada 6 orang dan dibantu 1 siswa magang. Bukankah bisa bergantian istirahatnya? Bahkan terkadang waktu buka-tutup perpustakaan tidak sesuai dengan yang jadwal yang tertera di pintu masuk (tutup lebih awal / telat bukanya).

Ada cerita lain lagi tentang ketidakramahan pustakawan di sana. Pernah ada seorang mahasiswi yang mencari salah satu buku referensi di perpustakaan. Kemudian ia menggunakan komputer yang memang disediakan untuk memudahkan mencari letak buku yang dimaksud. Tetapi setelah mencocokkan petunjuk yang ada di komputer dan rak yang dimaksud, buku yang dicari tetap saja tidak ia temukan. Maka dari itu ia bertanya pada salah satu pustakawan di sana. Bukannya mendapat tanggapan yang baik, ia malah disuruh mencari sendiri. Mungkin mahasiswi tersebut jengkel terhadap sikap pustakawan yang tak acuh seperti itu. Jadilah kegemparan di perpustakaan. Mahasiswi tersebut menyampaikan uneg-unegnya pada pustakawan secara jujur. Tetapi tetap saja pustakawan itu tidak acuh. Akhirnya teman dari mahasiswi tersebut mengambil jalan tengah, yaitu menenangkan temannya dan mengajaknya keluar dari ruang perpustakaan. Barulah setelah mahasiswi tersebut keluar, pustakawan yang lain mengumpat, "Jadi orang kok galak banget!". Dan yang lainnya menimpali, "Ngomong baik-baik kan bisa!"

Saya yang saat itu sedang duduk membaca referensi TA dan memperhatikan dengan seksama kejadian tersebut, dalam hati sebenarnya membenarkan sikap mahasiswi itu. Ia berani menegur pustakawan yang tidak melakukan tugasnya dengan baik. Selama ini, mahasiswa yang lain hanya diam saja daripada capek-capek ribut. Seluruh mahasiswa, termasuk saya hanya berusaha maklum terhadap sikap pustakawan yang seperti itu. 

Satu lagi satu lagi. Waktu itu, di saat saya dan teman-teman sesama pejuang TA sangat butuh untuk membaca buku di perpustakaan, ternyata begitu sampai di depan pintu masuk, saya sudah dibuat tercengang karena mendapati perpustakaan yang tutup. Ada tulisan "Perpustakaan tutup karena ada keperluan melayat." Tidak ada penjelasan siapa yang meninggal, siapa yang melayat, yang jelas perpustakaan tutup seharian.

Waduh jadi cerita panjang-lebar deh soal pustakawannya. Bukan maksud menjelek-jelekkan lho. Hanya saja saya berusaha menyampaikan kekecewaan saya. Padahal perpustakaan fakultas itu bersih dan nyaman untuk membaca buku atau mengerjakan tugas. Sehingga jika didukung oleh pustakawan yang ramah dan menyenangkan, pastilah lebih banyak mahasiswa yang betah berlama-lama di sana.

Baru-baru ini saya kembali mendatangi perpustakaan untuk memberikan sumbangan buku dan mengumpulkan TA yang sudah selesai saya kerjakan. Nah! Berita baiknya, perpustakaan sudah dilengkapi dengan AC, sehingga menambah kenyamanan berada di sana. Selain itu, sikap pustakawannya saya perhatikan sudah lebih baik. Hei, saya melihat mereka tersenyum. Itu sangat langka. Semoga begitu seterusnya...

Tulisan ini diikutsertakan pada Library Giveaway yang diadakan oleh Luckty Si Pustakawin.
Kalau kalian mau ikutan Library Giveaway juga, caranya gampang kok. Cek di sini ya.
Ada banyak pilihan buku yang jadi hadiahnya. Ayo ramaikan giveaway ini :)

2 komentar

Suka dengan kalimat:
"Jika didukung oleh pustakawan yang ramah dan menyenangkan, pastilah lebih banyak mahasiswa yang betah berlama-lama di sana."

--> bener banget, dulu di perpus kampusku kuliah, petugasnya ibu-ibu jutek abis. Aku yang kuliah jurusan Ilmu Perpustakaan aja ogah banget ke perpus gara-gara ibu itu, apalagi yang mahasiswa awam. Ehhh...pas semester akhir kepilih magang di sana selama setahun berlima ama teman-teman sejurusan. Jadi kenal ibu ini, dan malah akrab. Akhirnya kita maklum kenapa beliau galak banget, maklumlah cuma pejaga perpustakaan, bukan pustakawan... :))

Makasih ya udah ikutan Library Giveaway! ;)

Reply

Sama-sama mbak. Makasih udah mampir ke sini :)

oiya, aku sendiri sebenernya nggak begitu paham yg ada di perpustakaan fakultasku itu hanya penjaga perpustakaan atau pustakawan hehe.

Reply

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D