Review: U-Turn

 
Judul : U-Turn
Penulis : Nadya Prayudhi
Penyunting : Arief Ash Shiddiq
Perancang Sampul : Diela Maharanie
Penerbit : Plotpoint
Cetakan : Pertama, April 2013
Tebal : 228 halaman
ISBN : 9786029481259

Blurb
Karin selalu takut mencintai dirinya. Hampir separuh hidupnya ia mencari cinta dari orang lain. Baginya, itu jauh lebih mudah. Namun, kini orang dia pikir akan jadi cinta terakhirnya memutuskan untuk pergi.

Kehilangan Bre memaksa Karin kembali beradu dengan luka-luka hidupnya yang masih menganga. Dunianya kini jadi jungkir balik. Kini Karin terpaksa melihat kembali ke titik-titik penting perjalanan hidupnya. Mulai dari saat Bre menatapnya dalam mobil waktu itu. Mulai dengan mencari penebusan pertanyaan Bre: "Karin, apa benar - lo dulu pernah membunuh orang?"

Kini hidupnya terhenti. Karin tahu dia tidak lagi bisa terus berjalan. Dia harus berbalik.

Review
Novel ini memiliki plot yang apik dengan konflik yang sangat kompleks dan gaya bercerita yang enak dibaca. Terlepas dari beberapa kata yang typo dan tidak sesuai EYD, misalnya: napsu, alih-alih nafsu (hal. 10); mengacuhkannya, alih-alih 'tidak mengacuhkannya' (karena kalimat mengarah pada ketidakpedulian, hal. 14); penggunaan 'di' sebagai awalan dan kata depan yang terbolak-balik; juga nafas, alih-alih napas (hal. 30).

Di bagian profil, penulis menceritakan bahwa ia membutuhkan waktu sembilan tahun untuk menyusun novel ini. Sebuah perjuangan yang berujung manis kurasa. Karena aku sebagai pembacanya merasakan kepuasan dengan seluruh kisah yang ia sajikan.

Semua tokoh memiliki posisi dan alasan mengapa ia ada di novel ini. Kemudian seluruh kejadian ada korelasinya dengan kejadian lain. Bukan hanya adegan tempelan. Misalnya ketika ibu Karin sakit keras, ayahnya menyuruh Karin segera pulang. Namun ibunya justru bersikeras agar Karin tak usah pulang. Awalnya aku bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang ibu tak ingin melihat anaknya yang sudah sekian tahun tak kembali ke Indonesia. Ternyata semakin ke belakang, aku mendapatkan jawabannya. Penulis bisa menggiringku untuk menyimpulkan sendiri tanpa perlu ia jelaskan panjang lebar.

Aku suka dengan profesionalitas kerja tokoh utama novel ini, Karin. Meskipun ia sakit secara psikologis, ia tetap dapat bertanggung jawab dan profesional terhadap pekerjaannya, bahkan bisa dibilang berprestasi. Secara keseluruhan, aku suka dengan karakter Karin. Ia bukan manusia sempurna. 

Walaupun sebenarnya, dari keseluruhan tokoh, aku justru paling suka dengan Kalista, yang porsinya sangat sedikit di novel ini. Ia memiliki keikhlasan yang luar biasa. Sesuatu yang sudah jarang kita temui di zaman sekarang, di mana mayoritas orang lebih memikirkan egonya sendiri. Kalista adalah perempuan yang sangat kuat.

Recommended untuk kalian yang suka membaca novel lokal. Karena novel ini benar-benar apik dan sayang untuk dilewatkan. Untuk cover, kisah yang seru, penokohan yang kuat, dan ending yang menarik, aku memberinya 4 bintang dari 5 bintang yang aku punya ^^

2 komentar

ini masih novel romance tapi kenapa ada kata bunuh-bunuhan gitu? :o
mungkin biar penasaran baca sampai habis :D

Reply

iya ada adegan pembunuhan (tak) berencananya. #ups

Reply

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D