Review: 1000 Musim Mengejar Bintang





Judul : 1000 Musim Mengejar Bintang
Penulis : Charon
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kedua, April 2013
Halaman : 360 halaman
ISBN : 978-979-22-9488-0



 

Pada awal cerita, saya dibawa masuk ke dalam kehidupan sehari-hari Laura di sekolah. Dimulai dari perjalanannya setiap pagi untuk menuju sekolah hingga pertemuannya dengan seorang cowok yang satu sekolah dengannya. 

Cowok itu bernama Niko Fareli. Ia termasuk siswa populer di sekolah. Laura mulai menyukainya sejak ia tidak sengaja menabrak Niko ketika terburu-buru masuk ke kelas. Mata cokelat Niko dan keramahannya membuat hati Laura berdegup kencang.

Laura harus menelan kecewa karena Niko sudah memiliki kekasih yang juga satu sekolah dengan mereka, Erika. Erika dan Niko sudah saling mengenal sejak kecil. 

"Cinta  memang tidak sederhana. Kau tidak salah menyukainya. Hanya saja kau menyukai orang yang salah di waktu yang salah."


Tetapi hal itu tidak lantas membuat Laura membuang jauh-jauh perasaannya. Ia berusaha keras untuk masuk IPA agar dapat sekelas dengan Niko, sehingga paling tidak ia bisa berkenalan dan berteman dengannya.

"Pilih yang benar-benar kau inginkan dan jalani pilihanmu dengan sungguh-sungguh. Karena dengan begitu, kau telah belajar menjadi dewasa."

Usahanya berbuah hasil. Ia masuk di kelas yang sama dengan Niko. Tetapi ia masih saja belum berani berbicara padanya. Hingga suatu saat mereka sama-sama harus mengikuti ulangan susulan Fisika. 

Niko selesai lebih dulu. Ketika ia mengetahui gelagat putus asa dari Laura, ia pun memberikan kertas bertulisan 'jangan menyerah'. Kertas itu menjadi penyemangat Laura dalam mengerjakan soal ulangannya.

Niko memiliki hobi menggambar desain perhiasan. Hobi ini ditentang oleh orangtuanya, karena mereka ingin anaknya mengikuti jejak mereka menjadi dokter. Laura mengetahui hobi Niko itu dan mendukungnya. Hal itu yang membuat mereka akhirnya dekat. Tetapi kedekatan mereka membuat Erika cemburu.

Singkat cerita, Niko mengejar mimpinya untuk menjadi perancang perhiasan dan Laura menjadi seorang chef pasta. Tapi bagaimana kelanjutan cerita mereka dan konflik apa di dalamnya, lebih baik baca sendiri saja ya :D

Review

Profesi seorang chef pasta dan perancang perhiasan termasuk profesi yang jarang diangkat dalam sebuah novel. Sehingga novel ini memberikan warna baru dan juga pengetahuan tentang dua profesi tersebut. 

Konflik yang ada di novel ini juga kompleks. Saya pikir ceritanya hanya seputar cinta anak SMA yang manis. Ternyata masih ada konflik-konflik yang menjadikan cerita lebih memikat. Misalnya masalah keluarga Laura dan mamanya. Kemunculan Luki juga merupakan kejutan yang tidak terduga. 

Tapi ada yang agak mengganggu buat saya, yaitu banyaknya kata 'sedikit' untuk menggambarkan perasaan tokoh yang setengah-setengah. Misalnya: sedikit kaget, sedikit kasihan, sedikit bingung, sedikit lega, sedikit gugup, sedikit kecewa, sedikit kesal, sedikit cemburu, sedikit heran, sedikit terperanjat, dll. Mungkin ada baiknya dikurangi.

Dan istilah 'obat antisakit' kedengarannya aneh di telinga. Mungkin yang dimaksud oleh penulis adalah obat pereda rasa sakit kali ya :D

Oiya, ada satu adegan yang mengingatkan saya pada film Ratatouille, yaitu saat restoran tempat Laura bekerja kedatangan seseorang yang ternyata adalah kritikus makanan, kemudian keesokan harinya ia menulis komentar positifnya tentang restoran itu di majalah.

Overall, ceritanya menarik, aku suka. Novel ini mengajarkan agar kita tidak segan untuk menggapai apa yang menjadi mimpi kita. Karena sebuah kerja keras pasti akan membuahkan hasil yang memuaskan. Dan mengerjakan sesuatu yang kita suka, akan menimbulkan kepuasan tersendiri walaupun pekerjaan tersebut sebenarnya berat.

Buku ini adalah hadiah dari Mbak Komang Ayu Kumaradewi karena aku udah bikin remake cerpennya yang berjudul Debur Ombak Selatan. Makasih mbak :D

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D