[FF250Kata] Kisah Lelaki Tua Pemilik Kucing Hitam

(image source: here)


Aku teringat sebuah kisah. Kisah tentang seorang lelaki tua yang selalu muncul pukul 02.00 dini hari. Selalu pukul 02.00. Tak lebih tak kurang. Tangan kanannya memegang tongkat, sementara tangan kirinya memeluk kucing hitam yang rebeh tak berdaya. Mata kucing itu pun tak terbuka. Jangan mengira kucing itu mati, karena napasnya masih ada. Meski hanya satu dua.

Lelaki tua itu akan mengetuk pintu rumah seseorang yang memiliki kucing juga.

Tok tok tok.

Ketukan berjeda tiga detik. Terus begitu sampai ada yang membukakannya.

“Bolehkah kutukar kucingku dengan kucingmu?” begitu tanyanya. Kemudian ia menyodorkan kucingnya. Bulunya kusut dan sangat kurus.

Pemilik rumah yang ketakutan pasti segera menutup pintunya. Tetapi tangan si lelaki tua lebih sigap, juga lebih kuat. Ia menjatuhkan tongkatnya dan menahan pintu itu. Mereka beradu. Hingga salah satu dari mereka lemas dan pintu terbuka lebar. Tentu kau tahu siapa yang lemas, bukan?

Lelaki tua itu akan mengajukan pertanyaan lagi. “Kau masih tak mau menukar kucingmu? Kalau begitu, beri aku seiris daging! Kucingku kelaparan.”

Selanjutnya, ia akan menghitung. Jika pada hitungan ketiga, pemilik rumah tak segera menjawabnya, ia akan memungut tongkatnya dan membedal si pemilik rumah hingga tak sadarkan diri.

Ketika matahari sudah mulai mengintip, barulah pemilik rumah tersadar dan merasakan perih dari salah satu anggota tubuh yang tersiat. Entah paha, lengan, atau betis.

Tok tok tok.

Aku melirik jam dinding. Pukul 02.00. Siapa yang bertamu dini hari begini?

Bubu, kucingku, tiba-tiba terbangun dan bergerak gelisah, kemudian melompat ke pangkuanku.

Tok tok tok.

Ketukan itu terus berlanjut. Maukah kau menemaniku membuka pintu?

***
*250 kata, belum termasuk judul.
*keterangan: 
 Rebeh : terkulai
 Bedal : memukul
 Siat : menyayat

*Silakan baca-baca punya teman-teman yang lain...
 Ariga Sanjaya - Baju Baru
 Ajen Angelina - Skenario
 Chocovanilla - Teror Lantai Delapan
 Junior Ranger - Cemburu
 Maya Indah - Memori yang Hilang
 Rifki Jampang - Di Balik Samsak
 Rinrin Indrianie - Seharusnya

20 komentar

Arkkkkkkk untung aku ga punya kucing

Reply

Dang! Ini juga bikin kuduk meremang. Sejak awal pembaca sudah digiring menuju kengerian. Ujung kisah pun meremangkan kuduk.

Reply

Padahal aku yang punya kucing. :D

Reply

Ehehehe. Makasih Bang udah mampir :D

Reply

keren... *kekepin Tesi dan Ciprut*

Reply

Ati-ati lho, Mbak. Kalo nanti malem Tesi sama Ciprut gelisah, berarti....
Hehehe makasih udah singgah :*

Reply

Dita juara! Meooow.*sebagai kucing aku melengos pura2 tidur pules*

Reply

Semoga tuh orangtua cepet dapet jodoh ya.. biar kalo malem stay dirumah aja

Reply

Hihihi makasih, Juno!
*sodorin pindang biar bangun*

Reply

hahaha cariin makanya.
makasih udah singgah:)

Reply

"Semoga tuh orangtua cepet dapet jodoh ya.. biar kalo malem stay dirumah aja"
huahhahha jadi ngakak baca komen temanmu itu :D :D :D

Reply

Hahaha entahlah bisa mikir sampe sana, Mbak :D

Reply

Gak mauuuuuu..... *kabuur*
Keren, Dit. Benar-benar bikin tegang :)

Reply

Paling suka sama kisah yang ini :)

Reply

Gak bakalan kubukain! Takuuuttt :cry:

Reply

Ayolah temenin. *seret Kak May ke pintu*
Hihihi makasih :*

Reply

Sepertinya begitu lebih baik, Oma.
Abis itu ngetuk jendela kamar hahaha. :D

Reply

pertanyaanya cuma apakah si aku selalu bangun jam 02.00 cuma untuk melihat kegiatan si Lelaki Tua? Atau memang rumor tentang si Lelaki Tua udah beredar di masyarakat?

Reply

Saat si aku gk bisa tidur, tiba-tiba dia keinget rumor tentang si lelaki tua. Begitu ceritanya ... :D

Reply

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D