Ku tiup satu persatu balon. Puluhan
balon akan memenuhi ruangan, begitu rencanaku.
Nanti selepas tengah malam,
sepulangnya dari siaran radio, pastilah ia akan senang bukan main mendapati kejutan
ulang tahun yang kupersiapkan. Tidak sabar rasanya menunggu hingga malam tiba.
Pukul 00.15. Belum juga ada
tanda-tanda mobilnya merapat di depan bangunan kostnya. Padahal jadwal
siarannya sudah selesai sejak pukul 23.30. Baiklah, aku masih kuat menunggu.
15 menit kemudian ia datang. Begitu
kudengar kunci diputar di handle pintu, jarum yang sudah kupegang siap untuk membuat
salah satu balon meletus. Dan begitu langkah kaki terdengar, jarum itu akan
benar-benar kutusukkan pada balon, beberapa balon rencananya.
Lampu menyala. Senyumku mengembang
ketika balon demi balon keletuskan dengan jarum. Tetapi tak kutemui sorak riang
si empunya kamar yang sedang berulang tahun ini. Sekilas justru ku dapati
matanya terbelalak kaget melihat kamarnya yang penuh balon. Ku pikir ia
terpesona akan kejutanku. Tetapi sesaat kemudian ia ambruk. Aku mendekatinya
dan memeluknya. Tapi tak lagi kurasakan detak jantungnya.
Maafkan aku, aku tak tahu kau phobia terhadap balon...
Post a Comment
Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D