Hati yang Bicara

Bisakah kau tidak tersenyum semanis itu? Aku tak bisa mengartikannya. Aku selalu tertipu pada senyum lelaki yang semanis itu, dan begitu aku tak bisa membalas pujian-pujiannya, bahkan tak bisa menyebutkan namaku, lelaki-lelaki itu pasti menyurutkan senyumnya dan pergi tanpa sepatah katapun. Akan begitukah kau?

Atau harus kupasang wajah semengerikan mungkin, agar kalian para lelaki tidak mendekati hanya karena tampilan luarku?

Tapi bagaimana bisa? Bahkan aku menyayangi wajah dan tubuhku yang cantik. Cermin adalah sahabatku. Di saat benda-benda bersuara tak bisa memberikan ketenangan. 

Tapi kau... Roni, tetanggaku, telah memberitahumu bahwa aku berbeda. Ia berkata aku tak bisa mendengarmu, bahkan berbicara padamu. Ya! Aku tak benar-benar bisa mendengar ia memberitahumu. Tapi aku bisa membaca gerak bibirnya dengan sangat tepat. Aku terlatih untuk itu. 

Bisakah kau surutkan senyum itu?

Jika tak kau surutkan, aku takut kau adalah jawaban atas penantian panjangku. Aku takut berharap.

6 komentar

nice (y)
oh iya musiknya enak , pas banget gue lagi gak dengerin lagu , jadi pas :D

Reply

makasih ya ajeng.
eh, musik? aku gk pasang musik di blog :)
mungkin kamu buka blog lain di new tab, dan pas baca tulisanku, musik di blog lain yg kamu denger.

Reply

Aku senyam-senyum sendiri bacanya :3
awalnya bingung, tapi akhirnya ngerti juga :D hehe
dan aku sukaaa ;D

Reply

hihihi makasih yaaaa
eh maap lho kalo bikin bingung
semoga bisa nulis lebih baik lagi ^^

Reply

ngerti deh, saling ya di http://dayscoganpos.blogspot.com

Reply

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D