Prompt #64: Jalan-Jalan Tengah Malam

(image source: here)


Aku tak bisa tidur. Angga pun.  

"Jalan-jalan saja, yuk!" ajakku.

Kami menyusuri jalan setapak hutan. Mengobrol sambil tertawa-tawa. Tanpa disadari, perkemahan sudah jauh di belakang. Angga mengajakku kembali saat kulihat dahan-dahan pohon teronggok di depanku. Beberapa tercecer di depannya lagi.

Mata kami menangkap seorang nenek memanggul sekarung penuh dahan pohon di depan sana. Badannya membungkuk, mungkin karena beratnya beban di punggung. 

"Pasti terjatuh dari karungnya." Aku mencoba menyimpulkan. "Pasti berat, bagaimana kalau kita bantu?"

"Jangan bercanda! Bagaimana jika ia bukan manusia?"

Aku menertawakan kecemasannya. Sementara nenek itu semakin jauh.

"Bagaimana jika kita pastikan? Jika kakinya tidak menapak, kita lari, kembali ke tenda. Masa pecinta alam takut sama hantu," cibirku. Aku pun berjalan mendahuluinya, menyusul nenek itu. Kukulum senyum saat mendengar langkah Angga menyusulku.

Kakinya menapak tanah. Nenek itu manusia. Ia kaget ketika kami mendekatinya. Kujelaskan bahwa kami hanya ingin membantu. Akhirnya ia mau menyerahkan karungnya pada Angga dan menunjukkan jalan ke rumahnya.

Jauh. Aku iba melihat Angga yang kepayahan mengangkat karung itu.

Lega ketika nenek itu menunjuk sebuah gubuk. Kami sudah sampai. Mungkin ia akan memperbolehkan kami menginap sampai pagi. Aku sudah sangat lelah. Kurasa Angga pun.

Saat hendak menyampaikan niatku, sebuah batang kayu kecil dan runcing melesat, menimbulkan bunyi SLEP! ketika menembus leher Angga. Darah mengalir. Ia limbung, kemudian terjatuh.

"Anggaaaa!" Aku mengguncang tubuhnya.

"Lari!" ujarnya lirih.  Sebentar kemudian darah yang mengalir keluar berubah kehitaman. Jangan-jangan batang kayu ini sudah dilumuri racun.

Tiba-tiba kurasakan sesuatu menusuk lenganku. Kemudian leherku. Batang kayu yang mirip. Aku terjatuh. 

Dua orang anak - entah berapa usianya - keluar dari balik semak-semak. Masing-masing membawa sebuah bambu. Itukah alat untuk meniupkan batang kayu beracun?

Pandanganku mulai kabur.

"Cepat potong-potong, kemudian nyalakan api! Nenek akan membuat bumbu. Kita makan besar malam ini." Kata-kata nenek itu sempat kudengar sebelum mataku menutup dan aku tak lagi merasakan apa-apa.

***

*300 kata, belum termasuk judul.

8 komentar

Dear, ini sejauh yang aku tau, ya... maaf kalau salah.

kalau kena batang kayu yang sudah diracun, efeknya bukan mulutnya yang berbusa, tapi dari tempat yang kena tusuk, keluar darah yang menghitam. bukti kalau keracunan.

yang aku tau, di mana racun itu dikasih ke tubuh manusia, dari situ juga racun itu akan keluar.

nulis terus, ya! :D

Reply

Ah, lagi-lagi kurang teliti...
Makasih banyak Mbak Vanda, udah diingetin.
Aku edit deh, :*

Reply

Waa, kanibal.... duh, kok pada serem2 banget ya nulisnya...

Reply

ehehehe menyesuaikan tema :)

Reply

kanibal mancing! hehehe

Reply

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D