Review: The Five People You Meet in Heaven



Judul : The Five People You Meet in Heaven - Meniti Bianglala 
Penulis : Mitch Albom
Alih Bahasa : Andang H. Sutopo 
Desain Sampul : Eduard Iwan Mangopang
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Kedua, Oktober 2005
Tebal : 202 halaman
ISBN : 978-979-22-1349-2

Blurb

Eddie bekerja di taman hiburan hampir sepanjang hidupnya, memperbaiki dan merawat berbagai wahana. Tahun-tahun berlalu, dan Eddie merasa terperangkap dalam pekerjaan yang dirasanya tak berarti. Hari-harinya hanya berupa rutinitas kerja, kesepian, dan penyesalan.

Pada ulang tahunnya yang ke-83, Eddie tewas dalam kecelakaan tragis ketika mencoba menyelamatkan seorang gadis kecil dari wahana yang rusak. Saat mengembuskan napas terakhir, terasa olehnya sepasang tangan kecil menggenggam tangannya. Ketika terjaga, dia mendapati dirinya di alam baka. Dan ternyata Surga bukanlah Taman Eden yang indah, melainkan tempat kehidupan manusia di dunia dijelaskan oleh lima orang yang telah menunggu. Lima orang yang mungkin orang-orang yang kita kasihi, atau bahkan orang-orang yang tidak kita kenal, namun telah mengubah jalan hidup kita selamanya, tanpa kita sadari.

Review
Masing-masing orang mempunyai bayangan sendiri tentang surga, begitu pula sebagian besar agama; semuanya patut dihormati. Versi yang digambarkan di sini hanyalah dugaan, harapan, agar paman saya, dan orang-orang lain seperti dia - yang merasa keberadaannya di dunia tidaklah penting - akhirnya menyadari betapa mereka sangat berarti dan disayangi.
Sesuai yang ditulis oleh Mitch Albom sebelum memulai kisah Eddie, novel ini merupakan hasil imajinasinya tentang surga dan bagaimana ia memberikan semangat untuk pembaca. Bukan bermaksud untuk menggambarkan bagaimana keadaan surga sebenarnya. Buatku ini ide yang benar-benar fantastis!

Oleh penulis, surga digambarkan sebagai sebuah tempat terbaik/terindah menurut masing-masing orang semasa hidupnya. Misal, seorang dosen yang merasa tempat terbaiknya adalah kampus, di mana ia merasa berguna karena mampu mengantarkan mahasiswanya menggapai masa depan, maka di situlah surganya nanti ketika meninggal. 
Alam baka. Tempat kau belajar mengerti hari-hari kemarinmu. - hal. 96
Awalnya agak aneh ketika mendapati bab berjudul Tamat di bagian paling awal. Ternyata itu bukan kesalahan cetak atau apa. Memang begitulah adanya. Bukankah sebuah akhir adalah permulaan? Hanya saja kita tidak tahu pada saat itu. Menggunakan alur maju mundur, kisah pasca kematian Eddie digulirkan.

Dalam novel ini, aku mengikuti perjalanan Eddie dalam menemui lima orang yang telah menunggunya di surga. Untuk mengajarkannya sesuatu. Dan semuanya dikaitkan dengan hari ulang tahun Eddie dari masa ke masa. 

Aku tidak akan menyebutkan siapa kelima orang tersebut, tenang saja. Tapi akan kuberikan sedikit gambaran mengenai pelajaran apa yang diberikan oleh kelima orang itu kepada Eddie.

Orang pertama mengajarkan bahwa tidak ada kejadian yang terjadi secara acak. Semua saling berhubungan. Seseorang tidak bisa memisahkan satu kehidupan dari kehidupan lain, sama seperti tidak bisa memisahkan embusan udara dari angin.

Quote:

Bila kau orang tersisih, sebutir batu yang dibuang orang pun akan terasa seperti sesuatu yang patut disyukuri. - hal. 47

Keadilan tidak mengatur persoalan hidup dan mati. Kalau keadilan yang mengatur, tidak akan ada orang baik mati muda. - hal. 53

Ketika temanmu jatuh sakit dan kau tidak. Kita mengira semua itu terjadi secara acak. Tapi ada keseimbangan di antara semua itu. Satu terkulai, yang lain tumbuh. Kelahiran dan kematian merupakan bagian dari keseluruhan. - hal. 53

Orang-orang asing adalah keluarga yang masih belum kaukenal. - hal. 54

Tidak ada kehidupan yang sia-sia. Satu-satunya waktu yang kita sia-siakan adalah waktu yang kita habiskan dengan mengira kita hanya sendirian. - hal. 55

Orang kedua mengajarkan tentang pengorbanan adalah bagian dari kehidupan. Harusnya begitu. Bukan sesuatu untuk disesali. Tapi sesuatu untuk didambakan.

Quote:

Kadang-kadang kalau kau mengorbankan sesuatu yang berharga, kau tidak sungguh-sungguh kehilangan itu. Kau hanya meneruskannya pada orang lain. - hal. 97

Orang ketiga mengajarkan tentang memberi maaf. Menyimpan marah adalah racun yang menggerogoti dari dalam. Kita mengira kebencian merupakan senjata untuk menyerang orang yang menyakiti kita. Tapi kebencian adalah pedang bermata dua. Dan luka yang kita buat dengan pedang itu, kita lakukan terhadap diri kita sendiri. 

Quote:

Orangtua jarang melepas anak-anak mereka, jadi anak-anak yang melepas orangtua mereka. Mereka pergi. Mereka pindah. - hal. 130

Orang keempat mengajarkan tentang cinta. Cinta yang hilang tetaplah cinta. Hanya bentuknya saja yang berbeda. Kau tidak bisa melihat senyumnya, atau membawakannya makanan, atau mengacak-acak rambutnya, atau berdansa dengannya. Tapi ketika indra-indra itu melemah, indra-indra lain menguat. Kenangan. Kenangan menjadi pasanganmu. Kau memeliharanya. Kau mendekapnya. Kau berdansa dengannya. 

Orang kelima mengajarkan bahwa kehidupan yang telah dijalani bukanlah kesia-siaan. Karena memang sudah seharusnya berjalan seperti itu. Apa yang menurut kita sia-sia, bisa jadi sangat berguna untuk orang lain.

Jadi, bisakah kalian menebak siapa saja kelima orang tersebut?
Tidak perlu menebak-nebak, selami saja kisahnya... :D

Sejak bertemu orang pertama sampai dengan orang kelima, Eddie selalu mempertanyakan hal yang sama: apakah ia berhasil menyelamatkan gadis kecil dari wahana Freddy's Free Fall yang rusak? Aku tidak akan membocorkannya. Lebih baik baca sendiri bukunya.

Aku suka banget sama ide ceritanya, gaya bertuturnya (meski ini terjemahan tapi enak dibaca kok), dan yang paling penting pelajaran hidup yang bisa membuatku merenung setelah membacanya. Jadi memberikan lima bintang dari lima bintang yang aku punya, rasanya pantas untuk novel ini. :)

2 komentar

aku baca buku udah lama Dit, bukunya aku simpen di rumah ortu di majalengka, dan biasanya kalo pulang pasti aku baca lagi, dan pasti nangis lagi bhuahahaha *pembaca cengeng*

Gudlak ngontesnya yaa *ketjup*

Reply

Iya ini buku lama, Teh. Aku merasa telat banget baru baca hahaha...
Memang mengharukan sih. Hiks.
Ikut juga yuk, Teh! :D

Reply

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D