(image source: here) |
Toples-toples
kosong di ujung ruangan dipandangi Seno dengan hati nelangsa. Sudah lama ia
tidak menambah koleksinya. Itu karena semakin banyak penghuni kompleks
perumahan tempatnya tinggal yang hanyut dalam tidur lelapnya. Tanpa sempat
bermimpi macam-macam.
Seno beralih ke
ujung ruangan lainnya, di mana jajaran toples berisi mimpi tertata rapi. Ia pandangi
satu per satu. Menikmati adegan-adegan yang membentuk sebuah kisah. Ada yang
berdurasi panjang, ada yang hanya beberapa menit saja. Ada yang berbunga-bunga
bahagia, ada yang menyeramkan hingga membuatnya bergidik.
Nanti malam aku berburu lagi, batinnya
berencana.
Lewat tengah
malam, Seno menelan pil yang membuatnya tak kasat mata selama berjam-jam. Ia
berkeliling kompleks. Memasuki rumah demi rumah melalui celah mana saja yang
terbuka. Membawa kantong-kantong plastik kosong.
Matanya
berbinar ketika mendapati seorang pria tua yang tertidur seorang diri dengan TV
masih menyala. Sebuah gelembung di atas tubuh pria tua itu menampilkan mimpinya
bersama istrinya yang telah lama meninggal. Mereka sedang berpiknik di pinggir
danau dikelilingi anak-anak kecil yang berlarian. Sekali lompat, Seno dapat meraup
gelembung itu, kemudian mendesaknya dalam kantong plastik.
Malam itu ia
hanya mendapat satu mimpi. Kecewa, sudah pasti. Ia kembali ke rumah dan segera
memasukkan mimpi yang baru didapatnya dalam toples kosong. Dilihatnya kembali
mimpi si pria tua. Mengembanglah senyumnya memandangi hangatnya keluarga.
Keesokan
paginya, kompleks perumahan gempar. Seorang pria tua ditemukan meninggal dalam
tidurnya. Ia dimakamkan tanpa sanak keluarga. Anak-anaknya entah di mana.
“Maafkan aku,
Kek. Rupanya ini adalah hal terindahmu yang terakhir.” Di depan nisan si pria
tua, Seno meletakkan toples berisi mimpi yang semalam dicurinya.
***
*250 kata, belum termasuk judul
*ditulis untuk project FF250Kata
Silakan jalan-jalan ke tulisan teman-teman yang lain ...
Coach Ariga Sanjaya - Sehari Lebih Dulu
Ajen Angelina - Laki-Laki yang Menjolok Rembulan
Chocovanilla - Lewat Tengah Malam
Junior Ranger - Menunggu Kepulangan Ayah
Maya Indah - Cinta Nan Absurd
Rifki Jampang - Purnama di Atas Laguna
Rinrin Indrianie - Pesta Kembang Api
*ditulis untuk project FF250Kata
Silakan jalan-jalan ke tulisan teman-teman yang lain ...
Coach Ariga Sanjaya - Sehari Lebih Dulu
Ajen Angelina - Laki-Laki yang Menjolok Rembulan
Chocovanilla - Lewat Tengah Malam
Junior Ranger - Menunggu Kepulangan Ayah
Maya Indah - Cinta Nan Absurd
Rifki Jampang - Purnama di Atas Laguna
Rinrin Indrianie - Pesta Kembang Api
16 komentar
Semacam sequel dari cerita surealis Seno yg mencintai malam (suka pake nama seno yak?). Aku ngga meragukan kemampuan surealismu ditaa. Kamu berbakat di genre ini. Lanjut ;)
ReplyLagi suka pake nama Seno nih, Jun, hehe...
ReplySebenernya bukan sequel juga sih. Ceritanya nggak ada hubungannya sama yang kemaren kok.
Aamiin. Makasih yaaa. Harus terus belajar biar makin jago :D
Seno, jangan pernah kau curi mimpiku, ya!
ReplyKereen, Dit. Aku selalu suka sureal-mu ^_^
kasihan... kalau semua mimpi orang dicuri... nanti tidurnya nggak berwarna.
Reply*eh, emang ada mimpi yang berwarna yah? bukannya cuma hitam putih*
hehehe makasih, Oma Cho :*
ReplyEh emang iya, ya, Bang J?
ReplyAku malah baru tahu. *dibahas
Selalu kagum nih sama tulisannya mbak anin :) *Lanjut baca*
Replyaaaak makasih.
Reply*suguhin kopi biar makin enak bacanya*
Aku br mau nanya, kenapa suka pake nama Seno, eh udah ditanyain Jun duluan hihihihi. Selalu suka sama surealmu, Dit ;)
ReplyBerarti kalo ditanyain lagi, aku jawabnya: idem sama yang di atas. *dijitak
ReplyAh makasih, Mbak Orin :*
Keren! :)
ReplyKasian kakeknya..... :(
ReplyEmang bakat nih Dita bikin sureal :D
Makasih, Bang Riga :D
Replyiya, kasian ya. :(
Replyhehe makasih, Kak May :*
Keren keren kereeen!
ReplyMakasih Mbak Lia :*
ReplyPost a Comment
Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D