(image source: here) |
Sebuah surat antaran Pak Pos tadi pagi menjadi jawaban gundahku. Mas Anton, kekasihku, berkabar akan pulang dari rantau, minggu depan. Menyuruhku sekeluarga bersiap, karena ia akan datang melamar. Aku tak bisa menyembunyikan teriakan bahagia. Ibu dan Bapak langsung sibuk mempersiapkan semuanya.
Hari kepulangannya datang juga. Aku menjemputnya di stasiun. Tiga tahun tidak berjumpa, rupanya Mas Anton semakin tampan, rapi, juga wangi. Kami melontarkan ‘apa kabar’ bersamaan, hingga membuat senyum di bibir kami mengembang semakin lebar. Beberapa menit kemudian aku sudah menghambur dalam pelukannya.
Jatah cuti Mas Anton tidak banyak. Itu sebabnya ia mengusulkan untuk mengadakan pesta kecil-kecilan saja. Sebatas mengundang keluarga terdekat dan tetangga. Yang penting sah, katanya.
“Dik, lusa Mas sudah harus kembali ke ibukota. Mas ingin kamu ikut. Mau, kan?” tanyanya setelah kami melewatkan malam pertama yang indah.
Aku tersipu mendengar pertanyaannya. Tak butuh waktu lama untuk menjawab. “Tentu saja, Mas. Aku tidak ingin berpisah lagi denganmu.”
***
“Nah, kita sampai, Dik. Ayo masuk!”
Aku masih berdiri terpaku. Mataku terbelalak, mulutku menganga tak percaya. Di hadapanku berdiri bangunan mewah dengan pagar baja berukir. Seketika aku teringat rumah-rumah di sinetron yang sering kutonton. “Ja-jadi kita akan tinggal di sini, Mas?” Tidak kusangka Mas Anton sekaya ini.
“Iya.” Sebelah tangannya menggandengku, sementara tangan yang lain menenteng tas besar.
Bukannya masuk ke dalam rumah, ia malah membawaku memutar ke teras belakang.
Tiba-tiba seorang pria muncul dari kolam renang. “Eh, baru balik, Ton? Ini siapa?”
“Iya, Tuan. Ini istri saya. Sekaligus calon pembantu baru yang Tuan butuhkan. Kerjanya bagus dan bisa dipercaya.”
***
*250 kata, belum termasuk judul.
*Silakan jalan-jalan ke tulisan temen-temen lainnya ...
Ariga Sanjaya - Dua Kali Keliru
Ajen Angelina - Cemburu
Chocovanilla - Cincin Kawin
Junior Ranger - Kesempatan Emas Buat Juki
Maya Indah - Kejutan Tuk Belahan Jiwa
Rifki Jampang - Manipulasi Mimpi
Rinrin Indrianie - Sakitnya ...
12 komentar
Aduuhh, Mas Antoonnn teganya... teganya...teganya.... :cry:
ReplyTega kamu, Mz! Tega!
Replyhehehe:D
Replyiya, tega bangetz! hahaha :D
ReplyLoh...kenapa ga cerita jujur? Suami istri kan harus saling terbuka. *eaaak
ReplyTema salah pahamny bikin endingnya ketebak nih dit. Pas kata ibukota. Hoho. Selebihny udah oke:)
ReplyHuahaha nanti kalo jujur, trus istrinya bersedia, trus mereka nangis-nangis pelukan dan istrinya bilang, "Aku menerimamu apa adanya, Mas." Jadinya FF romance doang, gk ada komedinya. *ngeles terus*
ReplyHe'em ya, Mbak. Bikin pembaca udah mulai mikirin puntirannya dari awal cerita.
ReplyMakasih udah mampir, Mbak Dian :*
Masih penasaran sama kisahnya :)
ReplyJadi ... suami istri itu hidup bahagia bersama tuannya selamanya. Tamat. :D
ReplyMakasih udah mampir baca.
tega benerrrrrr
Reply*komen via pc*
Hahaha yang penting selalu bersama. :D
ReplyPost a Comment
Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D