Tahun 2014 yang lalu, diadakan penerimaan CPNS besar-besaran. Dibuka ribuan formasi untuk berbagai jurusan dan tingkat pendidikan, untuk mengisi kekosongan formasi di pemerintah kota/kabupaten, provinsi, sampai pemerintah pusat. Berapa jumlah pelamar? Jangan ditanya. Tentu saja jauuuuuh lebih banyak dari jumlah orang yang dibutuhkan. Dan saya menjadi salah satunya.
Sebenarnya menjadi PNS bukanlah cita-cita saya. Tapi mengikuti seleksi penerimaan CPNS ini juga tidak bisa dibilang iseng. Mungkin di lain kesempatan akan saya ceritakan lebih banyak tentang alasan saya mengikuti seleksi CPNS tahun 2014.
Tidak banyak yang tahu saya mengikuti seleksi CPNS. Karena memang saya sengaja diam-diam mengikuti setiap prosesnya. Tapi percayalah, ini tidak semudah membalikkan telapak tangan dan tidak secepat mengedipkan mata. Melainkan sebuah perjuangan berdarah-darah yang menguras energi dan waktu, serta tentunya pikiran dan juga hati. #Tsaaah ke-lebay-an ini boleh diabaikan.
Sebut saja saya beruntung. Beruntung karena baru pertama kali ikut tes CPNS dan langsung lulus. Beruntung karena di tahun 2014, penerimaan CPNS sudah mengalami banyak perbaikan dan bisa dibilang sudah lebih transparan. Beruntung karena di seleksi CPNS Kemnakertrans 2014 (sekarang berubah nama menjadi Kemnaker), tidak ada Tes Kompetensi Bidang (TKB), sehingga hanya mengandalkan hasil Tes Kompetensi Dasar (TKD). Tapi di balik keberuntungan-keberuntungan itu, ada perjuangan yang sangaaaat panjang. Dan saya bakal cerita sedikit tentang perjuangan kemarin itu.
Memilih Formasi
Ada kebijakan baru di tahun 2014. Peserta hanya boleh mendaftarkan diri di satu instansi (tidak boleh nyabang di instansi lain). Yang diperbolehkan adalah nyabang formasi. Itu pun harus berada di instansi yang sama dan jika background pendidikan yang dibutuhkan formasi tersebut juga sama.
Di sinilah saya mulai atur strategi. Pembukaan pendaftaran sekaligus pengumuman list formasi yang dibutuhkan instansi-instansi tersebut tidak serentak, sehingga update informasi setiap hari udah jadi harga mati buat saya. Saya follow twitter @panselnas agar tidak ketinggalan informasi. Saya juga buka web panselnas.menpan.go.id setiap hari.
Setelah itu, secara berkala saya mencatat semua formasi yang sesuai dengan background pendidikan saya. Lengkap dengan rencana penempatannya dan berapa jumlah orang yang dibutuhkan untuk formasi tersebut. Dan tidak lupa juga mencatat tanggal penutupan pendaftaran.
Dari sekian banyak formasi yang sesuai, memilih salah satunya bukanlah perkara mudah. Perlu strategi juga. Saya memilah-milah mana formasi yang penempatannya di pusat (Jakarta) atau kalau pun di daerah, masih dalam pulau Jawa (agar tidak terlalu jauh dari orangtua). Selain itu, saya melihat background pendidikan yang dibutuhkan. Ada formasi yang membuka lowongan untuk D3 semua jurusan, D3 jurusan sospol, dan D3 jurusan hubungan masyarakat. Saya masuk di tiga kategori tersebut. Tapi kemudian saya berpikir, jika lebih mengerucut (D3 Humas), tentunya pesaing pun akan lebih sedikit, dan kesempatan lolos jadi lebih besar. Begitulah saya menentukan pilihan. Pilhan ini berisiko sebenarnya, karena ketika saya memilih formasi ini, berarti saya hanya menggantungkan harapan pada satu pilihan, apalagi formasi ini hanya membutuhkan satu orang. Tapi bukankah hidup memang penuh risiko?
Dilema juga saat satu per satu instansi menutup pendaftaran. Berdoa terus semoga saya tidak salah menentukan pilihan.
Mengirimkan Berkas untuk Seleksi Administrasi
Saat itu berkas-berkas yang dibutuhkan antara lain:
- Tanda bukti pendaftaran CPNS (download dan cetak sendiri)
- Legalisir ijazah + transkrip nilai
- Fotokopi KTP
- Pas foto ukuran 3x4 berwarna sebanyak 2 lembar
Pada tahap ini pun saya menemui beberapa kendala. Salah satunya yaitu printer di rumah macet, tintanya tidak mau keluar. Terpaksa harus nge-print di luar. Ini juga bikin galau. Kalau nge-print di luar, berarti harus menyimpan dulu file-nya di flashdisk dan tidak jarang flashdisk dipenuhi virus begitu pulang (ceritanya trauma karena laptop pernah terserang virus ganas dan file-file di dalamnya tidak selamat). Muncullah ide untuk nge-print di warnet. Caranya, saya simpan file itu di draft email. Pikirnya sih, begitu di warnet, bisa langsung di-print dari bilik sendiri. Ternyata butuh flashdisk juga. Jadilah saya meminjam flashdisk milik mbak penjaga warnet. Malah ribet sendiri! Belum lagi saya harus memastikan kalau setelah di-print, file saya itu dihapus dari flashdisk dia. Huft!
Setelah urusan nge-print beres, saya menata berkas-berkas di sofa ruang tunggu warnet. Maksudnya sih biar sekalian ke kantor pos. Tapi ternyata saya tidak membawa paper clip dan saya baru sadar kalau belum membuat surat lamaran + CV (tidak tahu dua ini sebenarnya dibutuhkan atau tidak, tapi saya pakai juga akhirnya). Jadilah saya balik lagi ke rumah. Setelah memastikan semua benar-benar lengkap dan rapi, baru besoknya (16 September 2014) saya kirim ke kantor pos. Disertai doa agar berkas-berkas ini sampai dengan selamat di kantor kementerian.
Di akhir bulan Oktober 2014 hasil seleksi administrasi diumumkan. Alhamdulillah lulus! Tapi saya harus menunggu lagi untuk jadwal tes selanjutnya.
Persiapan untuk Tes Kompetensi Dasar (TKD)
Sejak digembar-gemborkan akan adanya pembukaan pendaftaran CPNS menggunakan sistem CAT (Computer Assisted Test), saya sudah mencari buku berisi kumpulan soal persiapan CPNS di Gramedia. Ternyata buku seperti itu buanyaaak. Sampai bingung harus pilih yang mana. Setelah mengintip isi dari beberapa buku (yang memang sudah terbuka segelnya, ya. Saya tidak membuka sendiri), akhirnya terpilihlah buku di bawah ini. Pertimbangannya adalah kumpulan soal yang lumayan banyak, lengkap dengan kunci jawaban dan pembahasan, bonus CD simulasi tes CAT, serta janji muluk di covernya, hehe. Harganya Rp 113.000. Lumayan menguras kantong.
Karena persiapan ini termasuk awal, saya jadi memiliki lebih banyak waktu untuk mempelajari soal-soal yang ada di buku.
24 November 2014. Nama saya tercantum sebagai peserta untuk mengikuti TKD di BBLKI Surakarta, pada sesi I (pukul 07.00 WIB). Setelah ada jadwal pasti, saya lebih rutin belajar. Selain dari buku kumpulan soal, saya juga menginstal simulasi tes CAT dari CD yang menjadi bonus buku, serta latihan dari simulasi-simulasi yang banyak disediakan di internet (rajin-rajin browsing). Lumayan untuk melatih kelincahan otak dan tangan agar tidak kaget-kaget amat saat mengikuti tes.
Hari yang ditunggu datang juga. Saya berangkat subuh-subuh naik bus ke Solo. Perjalanan Ungaran-Solo makan waktu kurang lebih 2 jam. Sempat was-was juga bakal tepat waktu atau tidak sampai di sana. Alhamdulillah pukul 06.45 saya sudah stand by di lokasi.
Pukul 07.00 lebih sedikit, peserta diarahkan untuk berbaris guna diperiksa kesesuaian kartu tanda peserta CPNS dengan identitas di KTP. Setelah itu, seluruh peserta dikumpulkan dalam satu ruangan untuk menonton video simulasi pengerjaan tes CAT (video diulang berkali-kali dan petugas melayani pertanyaan dari peserta yang kurang paham). Di tahap ini, peserta masuk ke ruangan hanya dengan membawa KTP asli. Tas dan ponsel harus dititipkan (aman kok). Harus taat peraturan, karena kalau ketahuan bawa ponsel di ruang tes, akan didiskualifikasi.
Saat masuk ruang tes, saya mendapat tempat paling depan, pojok pula. Ini juga keuntungan bagi saya. Saya jadi fokus sama diri sendiri. Tanpa harus terdistraksi oleh gerakan peserta-peserta lain. Disediakan satu perangkat PC, selembar kertas HVS, dan pensil yang sudah diraut (untuk coret-coret saat mengerjakan soal matematika) untuk setiap peserta. Aplikasi CAT yang disediakan bagus. Simpel dan mudah penggunaannya.
Tidak ada kesempatan untuk tengok-tengok kanan-kiri, apalagi mensontek. Selain karena soal yang berbeda (dengan bobot yang sama tentu saja) antara satu peserta dengan peserta lainnya, juga karena membutuhkan konsentrasi tinggi dalam mengerjakan tiap soalnya. Saya sendiri yang agak lemah dalam hafalan, sedikit merasa kesulitan ketika mengerjakan bagian Tes Wawasan Kebangsaan. Jadi terpaksa meninggalkannya sejenak untuk dikerjakan belakangan. Alhamdulillah tetap terjawab semua. Yeah!
Selesai mengerjakan soal-soal, aplikasi CAT langsung menampilkan skor saya: 341. Meski tidak terlalu tinggi, tapi Alhamdulillah di atas passing grade! Puji syukur kepada Allah saya lafalkan berkali-kali sepeninggal ruangan itu. Yang saya lakukan selanjutnya adalah berdoa banyak-banyak. Apalagi karena belakangan saya baru tahu bahwa skor yang saya dapat tidak ada apa-apanya. Yang lebih tinggi buanyaaak. Bahkan ada yang tembus angka 400.
Pengumuman Lulus CPNS
Hopeless. Itu yang saya rasakan saat Kemnakertrans tak kunjung mengumumkan hasil TKD setelah berbulan-bulan. Padahal instansi-instansi lain bahkan sudah mengadakan TKB. Rasanya sudah pasrah saja dan tak ingin terlalu menanti. Sebenarnya penantian lama ini juga bisa dibilang sebagai TKB dari Kemnakertrans. TKB = Tes Kesabaran Bersama.
Saya kembali wira-wiri mencari pekerjaan lain, interview sana-sini, tapi tetap memanjatkan doa agar keajaiban tetap berpihak pada saya.
Tanggal 11 Februari 2015, akhirnya pengumuman itu tercantum di web dan twitter Kemnakertrans. Sore itu, tangan ini gemetar hebat saat men-download file hasil seleksi CPNS. Jumlahnya dua file PDF. Satu file berupa hasil TKD, satunya lagi berupa daftar peserta yang lulus CPNS 2014.
Setelah itu, secara berkala saya mencatat semua formasi yang sesuai dengan background pendidikan saya. Lengkap dengan rencana penempatannya dan berapa jumlah orang yang dibutuhkan untuk formasi tersebut. Dan tidak lupa juga mencatat tanggal penutupan pendaftaran.
Ini hanya sebagian. Total ada 20 instansi yang membuka lowongan formasi dengan background pendidikan yang sesuai dengan saya. |
Dari sekian banyak formasi yang sesuai, memilih salah satunya bukanlah perkara mudah. Perlu strategi juga. Saya memilah-milah mana formasi yang penempatannya di pusat (Jakarta) atau kalau pun di daerah, masih dalam pulau Jawa (agar tidak terlalu jauh dari orangtua). Selain itu, saya melihat background pendidikan yang dibutuhkan. Ada formasi yang membuka lowongan untuk D3 semua jurusan, D3 jurusan sospol, dan D3 jurusan hubungan masyarakat. Saya masuk di tiga kategori tersebut. Tapi kemudian saya berpikir, jika lebih mengerucut (D3 Humas), tentunya pesaing pun akan lebih sedikit, dan kesempatan lolos jadi lebih besar. Begitulah saya menentukan pilihan. Pilhan ini berisiko sebenarnya, karena ketika saya memilih formasi ini, berarti saya hanya menggantungkan harapan pada satu pilihan, apalagi formasi ini hanya membutuhkan satu orang. Tapi bukankah hidup memang penuh risiko?
Dilema juga saat satu per satu instansi menutup pendaftaran. Berdoa terus semoga saya tidak salah menentukan pilihan.
Mengirimkan Berkas untuk Seleksi Administrasi
Saat itu berkas-berkas yang dibutuhkan antara lain:
- Tanda bukti pendaftaran CPNS (download dan cetak sendiri)
- Legalisir ijazah + transkrip nilai
- Fotokopi KTP
- Pas foto ukuran 3x4 berwarna sebanyak 2 lembar
Pada tahap ini pun saya menemui beberapa kendala. Salah satunya yaitu printer di rumah macet, tintanya tidak mau keluar. Terpaksa harus nge-print di luar. Ini juga bikin galau. Kalau nge-print di luar, berarti harus menyimpan dulu file-nya di flashdisk dan tidak jarang flashdisk dipenuhi virus begitu pulang (ceritanya trauma karena laptop pernah terserang virus ganas dan file-file di dalamnya tidak selamat). Muncullah ide untuk nge-print di warnet. Caranya, saya simpan file itu di draft email. Pikirnya sih, begitu di warnet, bisa langsung di-print dari bilik sendiri. Ternyata butuh flashdisk juga. Jadilah saya meminjam flashdisk milik mbak penjaga warnet. Malah ribet sendiri! Belum lagi saya harus memastikan kalau setelah di-print, file saya itu dihapus dari flashdisk dia. Huft!
Setelah urusan nge-print beres, saya menata berkas-berkas di sofa ruang tunggu warnet. Maksudnya sih biar sekalian ke kantor pos. Tapi ternyata saya tidak membawa paper clip dan saya baru sadar kalau belum membuat surat lamaran + CV (tidak tahu dua ini sebenarnya dibutuhkan atau tidak, tapi saya pakai juga akhirnya). Jadilah saya balik lagi ke rumah. Setelah memastikan semua benar-benar lengkap dan rapi, baru besoknya (16 September 2014) saya kirim ke kantor pos. Disertai doa agar berkas-berkas ini sampai dengan selamat di kantor kementerian.
Di akhir bulan Oktober 2014 hasil seleksi administrasi diumumkan. Alhamdulillah lulus! Tapi saya harus menunggu lagi untuk jadwal tes selanjutnya.
Persiapan untuk Tes Kompetensi Dasar (TKD)
Sejak digembar-gemborkan akan adanya pembukaan pendaftaran CPNS menggunakan sistem CAT (Computer Assisted Test), saya sudah mencari buku berisi kumpulan soal persiapan CPNS di Gramedia. Ternyata buku seperti itu buanyaaak. Sampai bingung harus pilih yang mana. Setelah mengintip isi dari beberapa buku (yang memang sudah terbuka segelnya, ya. Saya tidak membuka sendiri), akhirnya terpilihlah buku di bawah ini. Pertimbangannya adalah kumpulan soal yang lumayan banyak, lengkap dengan kunci jawaban dan pembahasan, bonus CD simulasi tes CAT, serta janji muluk di covernya, hehe. Harganya Rp 113.000. Lumayan menguras kantong.
Karena persiapan ini termasuk awal, saya jadi memiliki lebih banyak waktu untuk mempelajari soal-soal yang ada di buku.
Bukan promosi, ya! |
Hari yang ditunggu datang juga. Saya berangkat subuh-subuh naik bus ke Solo. Perjalanan Ungaran-Solo makan waktu kurang lebih 2 jam. Sempat was-was juga bakal tepat waktu atau tidak sampai di sana. Alhamdulillah pukul 06.45 saya sudah stand by di lokasi.
Pukul 07.00 lebih sedikit, peserta diarahkan untuk berbaris guna diperiksa kesesuaian kartu tanda peserta CPNS dengan identitas di KTP. Setelah itu, seluruh peserta dikumpulkan dalam satu ruangan untuk menonton video simulasi pengerjaan tes CAT (video diulang berkali-kali dan petugas melayani pertanyaan dari peserta yang kurang paham). Di tahap ini, peserta masuk ke ruangan hanya dengan membawa KTP asli. Tas dan ponsel harus dititipkan (aman kok). Harus taat peraturan, karena kalau ketahuan bawa ponsel di ruang tes, akan didiskualifikasi.
Saat masuk ruang tes, saya mendapat tempat paling depan, pojok pula. Ini juga keuntungan bagi saya. Saya jadi fokus sama diri sendiri. Tanpa harus terdistraksi oleh gerakan peserta-peserta lain. Disediakan satu perangkat PC, selembar kertas HVS, dan pensil yang sudah diraut (untuk coret-coret saat mengerjakan soal matematika) untuk setiap peserta. Aplikasi CAT yang disediakan bagus. Simpel dan mudah penggunaannya.
Tidak ada kesempatan untuk tengok-tengok kanan-kiri, apalagi mensontek. Selain karena soal yang berbeda (dengan bobot yang sama tentu saja) antara satu peserta dengan peserta lainnya, juga karena membutuhkan konsentrasi tinggi dalam mengerjakan tiap soalnya. Saya sendiri yang agak lemah dalam hafalan, sedikit merasa kesulitan ketika mengerjakan bagian Tes Wawasan Kebangsaan. Jadi terpaksa meninggalkannya sejenak untuk dikerjakan belakangan. Alhamdulillah tetap terjawab semua. Yeah!
Selesai mengerjakan soal-soal, aplikasi CAT langsung menampilkan skor saya: 341. Meski tidak terlalu tinggi, tapi Alhamdulillah di atas passing grade! Puji syukur kepada Allah saya lafalkan berkali-kali sepeninggal ruangan itu. Yang saya lakukan selanjutnya adalah berdoa banyak-banyak. Apalagi karena belakangan saya baru tahu bahwa skor yang saya dapat tidak ada apa-apanya. Yang lebih tinggi buanyaaak. Bahkan ada yang tembus angka 400.
Pengumuman Lulus CPNS
Hopeless. Itu yang saya rasakan saat Kemnakertrans tak kunjung mengumumkan hasil TKD setelah berbulan-bulan. Padahal instansi-instansi lain bahkan sudah mengadakan TKB. Rasanya sudah pasrah saja dan tak ingin terlalu menanti. Sebenarnya penantian lama ini juga bisa dibilang sebagai TKB dari Kemnakertrans. TKB = Tes Kesabaran Bersama.
Saya kembali wira-wiri mencari pekerjaan lain, interview sana-sini, tapi tetap memanjatkan doa agar keajaiban tetap berpihak pada saya.
Tanggal 11 Februari 2015, akhirnya pengumuman itu tercantum di web dan twitter Kemnakertrans. Sore itu, tangan ini gemetar hebat saat men-download file hasil seleksi CPNS. Jumlahnya dua file PDF. Satu file berupa hasil TKD, satunya lagi berupa daftar peserta yang lulus CPNS 2014.
File hasil TKD yang saya buka lebih dulu. Saya bisa saja langsung memasukkan nama saya dalam kotak search. Tapi saya lebih memilih men-scroll halaman demi halaman dengan jantung melompat-lompat nggak karuan. Begitu sampai pada formasi yang saya lamar, ternyata nama saya berada di urutan teratas dari total 12 orang peserta. Alhamdulillah!
Saya meneriakkan syukur Alhamdulillah dan membuat Mama, Papa, dan adik saya, berkumpul di depan laptop. Setelah itu barulah saya membuka file peserta yang lulus CPNS untuk memastikan benar nama saya ada di sana. Senyum bangga Mama dan Papa menjadi hadiah terindah saat itu.
Pemberkasan
Diberi waktu kurang lebih 12 hari (belum dipotong sabtu, minggu, dan satu tanggal merah) untuk mempersiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan. Cukup hectic juga pada tahap ini. Mungkin saya bakal cerita di postingan terpisah saja, karena postingan ini sudah terlalu panjang, hehe (semoga tidak lupa).
Akhirnya! Akhirnya perjuangan saya terbayar dengan kebahagiaan. Mungkin inilah jawaban mengapa saya menganggur begitu lama. Mungkin Allah sedang menguji kesabaran saya. Mungkin Allah juga sedang memberi saya waktu untuk mempersiapkan segalanya dengan baik. Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah! Terima kasih, Ya Allah! Saya sangat bersyukur atas rezeki-Mu ini! Semua ini murni karena usaha saya, doa keluarga dan sahabat-sahabat saya, dan pastinya juga berkat kuasa-Mu. Semoga rezeki ini berkah. Aamiin. Hidup JUJUR!!!
Rezeki tak pernah salah alamat. Tinggalkan jauh-jauh kata 'menyerah'! Percayalah bahwa usaha keras dan doa yang tulus akan menghasilkan kisah yang indah.