Berpanas-Panas di Brown Canyon

  
"Enaknya ke mana, ya?"
"Gimana kalau ke Brown Canyon aja? Lagi hits banget tuh di Semarang. Aku penasaran."

Begitulah. Tanpa persiapan, nggak tahu medan, nggak tahu waktu, hanya dengan berbekal aplikasi google maps yang terinstal di handphone, kami meluncur ke lokasi Brown Canyon. Letaknya di Desa Rowosari, Meteseh, Semarang Timur. 

Saat itu kami mengendarai motor matic ke sana. Lewat jalur Sigar Bencah, Tembalang, lurus terus (duh beloknya sebelah mana, maaf lupa), pokoknya sampai melewati daerah perkampungan penduduk segala. Motor sempat kehabisan bensin pula. Jadi terpaksa harus isi bensin eceran di depan rumah penduduk. Nggak papa lah daripada dorong motor dan jadi bisa nanya-nanya, kira-kira jalan yang kami lalui udah bener apa belum. Ternyata lokasi Brown Canyon udah nggak jauh dari situ.

Saranku, kalau pengin ke sana, jangan pakai motor matic atau mobil, deh. Selain melewati perkampungan penduduk yang jalannya relatif kecil, ada beberapa jalanan berbatu. Pastikan juga skill bermotormu udah berada di level expert, atau minimal medium lah, hehe. Hati-hati tergelincir, ya!

Aku ke sana tengah hari. Tepat saat matahari di atas kepala. Jadi jangan ditanya panasnya kayak apa. Puanas buanget! Karena memang hanya ada hamparan tanah berbatu, nggak ada pepohonan. Tapi pemandangan di sana bikin rasa kepanasan itu terbayar! Saranku, kalau pengin ke sana, pagi atau sore hari aja. Lebih puas jalan-jalannya dan nggak bikin mata silau.


Brown Canyon ini sebenernya bukan tempat wisata. Dulu tempat ini adalah sebuah bukit. Tapi kemudian dijadikan proyek galian untuk diambil material tanah, pasir, juga bebatuannya. Karena sudah berlangsung bertahun-tahun, ceruk bekas galian semakin dalam dan terbentuklah tebing-tebing yang unik. 

Mungkin sebentar lagi tempat ini benar-benar dibuka untuk wisata. Soalnya sekarang pun sudah banyak masyarakat Semarang yang main ke sana untuk berfoto. Bahkan sudah beberapa kali diliput oleh TV lokal. Entahlah. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.



Oh iya, walaupun nggak ada gerbang masuk/loket, tapi di sana ada beberapa warga sekitar yang berjaga. Mata mereka jeli banget menangkap kendaraan-kendaraan pengunjung yang baru datang. Parkir di mana pun, bakal disamperin. Setelah itu mereka bakal nyodorin semacam karcis masuk seharga Rp 10.000 per motor. 

Karena panas banget, akhirnya nggak bisa berlama-lama di sana. Takut gosong, hehe. 
Sampai jumpa di postingan jalan-jalan selanjutnya (semoga bakal ada terus)! Cao!

2 komentar

wah jadi pengen kesana, kalau ada waktu nanti kesana ah pas lagi berkunjung ke tempat kk disemarang ^_^, penasaran soalnya dr dulu diajakin temen yg disemarang jg blm sempet2..., mksh ya info dan fotonya ^_^

Reply

Iyaaa sama-sama.
Pagi/sore ya ke sananya biar gk panas banget. Atau malah cari sensasi panasnya? :D

Reply

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D