Prompt #69: Sepasang Mata di Mana-Mana

(image source: here)

"Kita harus bicara empat mata!" Trisna menutup pintu di belakangnya dan menguncinya. 

Menurutku, bicara empat mata bisa dilakukan di mana saja. Di tempat ramai sekali pun. Karena toh yang bicara tetap kami berdua, orang-orang lain di sekitar hanya latar yang bisa saja tidak perlu kami pedulikan. Tapi Trisna memilih hotel. Kurasa ada maksud lain selain bicara empat mata. 

Aku melangkah santai ke tempat tidur dan duduk di pinggirnya. "Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu." Trisna mendekat dan duduk di sisiku.

"Aku tahu. Kau sudah sering mengatakannya. Jadi, apa bedanya?"

Trisna meraih wajahku menghadapnya dan menciumku lembut di bibir. Perlahan bibirnya turun ke sekitar telinga dan leherku. Begitu nyaman hingga membuatku larut dalam suasana itu. Aku pun berbaring dan membiarkan Trisna membuka kancing bajuku satu per satu.

Ketika ia berhasil membuat tak ada sehelai benang pun menutupi tubuhku, dahinya mengernyit memandangi dada sampai bawah. Hanya beberapa saat, karena kemudian ia kembali menciumi leherku dan aku menikmati permainan yang ia buat setelahnya.

"Aku suka leher jenjangmu," bisiknya lirih di telingaku. Suaranya terengah-engah.

Ingin mencari kepuasan lebih, ia membalik tubuhku dengan cepat dan diam beberapa saat. Aku menoleh ke belakang dan mendapatinya memandangiku dengan tatapan heran seperti tadi.

Aku melemparkan senyum padanya dan ia seperti tersadar dari lamunan, kemudian melanjutkan permainannya.

Kami tertidur pulas karena kelelahan setelah sebuah lenguhan panjang yang diciptakan Trisna.

***

"Kau suka leherku, kan?" tanyaku pada Trisna yang masih mengedarkan matanya ke sekeliling. Mengamati lembara-lembaran desain tato yang tertempel memenuhi dinding.

Meski sepertinya belum sepenuhnya mengerti apa yang akan kulakukan, Trisna menjawab pertanyaanku dengan anggukan. Aku menyuruhnya duduk di sofa di sudut ruangan.

Seseorang masuk ke dalam ruangan. Damian. Ia adalah seorang pembuat tato profesional yang menjadi sahabatku. Aku suka dengan hasil karya yang dibuatnya di tubuhku selama ini.

"Kali ini di mana lagi?" tanyanya sambil menyiapkan alat-alat.

"Di sini!" Aku menunjuk leher kananku. 

Aku menoleh ke arah Trisna. "Jangan banyak bergerak, ya! Damian akan melukis matamu untukku."

***

"Jadi, tato sepasang mata di dada, perut bagian bawah, dan pinggang belakangmu..."

"Ya! Itu adalah mata dari seluruh laki-laki yang pernah mencintaiku dan tidur denganku,"  jawabku sebelum Trisna menyelesaikan kalimatnya.

Rahang Trisna mengeras. Ia memukul setir mobilnya, kemudian menyambar sebotol minuman bersoda di atas dasbor. Dengan kasar, diminumnya air itu sampai tandas tak bersisa. Mungkin ia berharap itu bisa meluruhkan emosinya yang terpancing karena cemburu buta.

Kami diam.

Tiba-tiba Trisna mencengkeram lehernya sendiri. Apa yang kumasukkan diam-diam tadi dalam botol itu, rupanya mulai bekerja. Mata Trisna melotot ke arahku. Meminta penjelasan.

"Maaf sayang, aku tidak ingin melihat mata yang sama seperti yang sudah menghiasi tubuhku. Tenang saja, matamu akan ikut mengawasi laki-laki selanjutnya yang tidur denganku. Sama seperti tiga pasang mata yang mengawasimu saat itu." 

Aku menunjuk leherku sejenak. "Bagaimana tatoku? Kau suka, kan?" Kuberikan senyum terbaikku untuknya.

******

*461 kata, belum termasuk judul.

6 komentar

wah... pembunuh berantai

Reply

huwoohhh... pembunuhan berencana! ceweknya psikopat (eh, bener nggak?) :p

masukan, ya...

1. typo di paragraf ketiga dari bawah, "mencengkeram", bukan "mengcengkeram"

2. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis dengan huruf. jadi, tulisan "4 mata" sebaiknya ditulis "empat mata".

sumbernya di sini, ya --> http://badanbahasa.kemdiknas.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-ejaan_yang_disempurnakan.pdf (halaman 34)

Reply

Ini calon pemenang berikutnya! Idenya out of the box :D
Apik.

Reply

Iya, psikopat :D
Ah Mbak Vanda memang selalu mampir bawa masukan. Makasih yaaa *peluk*
aku edit deh :*

Reply

aaaak makasih ya.
aamiin aamiin aamiin :D

Reply

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D