Rindu dalam Hati

Hari ini ia datang. Setelah sekian lama tak melihatnya, nanti kami akan kembali berjumpa. Semalam nada suaranya sangat gembira. Ia tak sabar ingin bertemu denganku. Aku pun begitu. Hanya saja aku tidak terlalu menunjukkannya.

Aku menunggunya di stasiun. Bahkan 2 jam sebelum jam kedatangannya, aku sudah duduk di sana. Sesekali berjalan mondar-mandir sambil membayangkan bagaimana rupanya setelah 2,5 tahun tidak bersua.

Apa yang harus aku lakukan ketika melihatnya nanti? Haruskah aku berlari memeluknya? Atau hanya berdiri dengan senyum lebar dan menunggunya menghampiriku?

Aku merasa jam lama sekali berdetak. Lalu lalang orang-orang di stasiun membuatku terus melongokkan kepala, mencari keberadaannya, walaupun aku tahu, keretanya belum datang.

Apa sih yang aku lakukan ini? Ia pasti datang. Aku hanya perlu bersabar.

Itu dia! Ya! Itu benar-benar dia. Aku melihat kepalanya tersembul di antara kerumunan orang. Aku mengangkat tangan tinggi-tinggi dan berjinjit agar ia melihatku.

Ketika ia semakin dekat dan keluar dari kerumunan orang yang menutupinya, aku bisa melihat dengan jelas ia tak datang sendirian.

"Hai Diana." Ia melambaikan tangan padaku. Aku membalasnya.

"Aku rindu sekali padamu. Oh iya, kenalkan, ini kekasihku, Rossa. Rossa, ini sahabatku, Diana," ia mengenalkan kami. Inikah alasan ia tak sabar bertemu denganku?

Saat itulah rinduku runtuh. Lagu rindu hanya mengalun dalam hati. Semoga ia tidak menyadari perbedaan yang muncul dari raut wajahku.

Post a Comment

Heiho! Salam kenal.
Kritik di sini boleh lho. Saran malah lebih boleh lagi. Asal jangan SARA ya.
Terima kasih :D